PM Kanada & Trump Bakal Duduk Bareng, Cairkan Ketegangan Imbas Tarif

4 hours ago 2

Jakarta -

Perdana Menteri (PM) Kanada Mark Carney dijadwalkan akan bertemu Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, di Gedung Putih.

Pertemuan ini akan menjadi salah satu pertempuran yang paling penuh ketegangan antara para pemimpin kedua negara bertetangga. Hal ini dikarenakan kondisi kedua negara tersebut sedang dalam keadaan tegang.

Ketegangan tersebut terjadi lantaran adanya penerapan tarif agresif dari Amerika Serikat (AS) kepada Kanada. Padahal Kanada adalah mitra dagang terbesar kedua Amerika dan salah satu sekutu terdekatnya dalam berbagai bidang, mulai dari keamanan nasional hingga perdagangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Carney, yang baru saja memimpin Partai Liberal meraih kemenangan dalam pemilu 28 April lalu menempatkan posisinya menantang tarif Trump.

"kita sudah melewati keterkejutan akibat pengkhianatan Amerika, tapi kita tidak boleh melupakan pelajarannya," ujar Carney dalam pidato pasca-pemilu, dikutip dari CNN, Selasa (6/5/2025).

Kanada dan Amerika Serikat telah menjalin kerja sama perdagangan selama beberapa dekade, tetapi tarif tinggi yang diberlakukan Trump telah mengguncang hubungan saling menguntungkan itu dan perang dagang yang dilancarkan Trump juga menimbulkan kerusakan serius bagi Amerika.

Hingga Februari, kedua negara terikat dalam perjanjian perdagangan bebas Amerika Serikat-Meksiko-Kanada (USMCA), sebuah kesepakatan yang dirundingkan oleh Trump sendiri pada masa jabatan pertamanya. USMCA, yang diratifikasi pada 2020, menggantikan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) yang telah berusia seperempat abad. Namun Trump mengubah hal itu tahun ini.

Pada awal Maret, tarif impor sebesar 25% terhadap Meksiko dan Kanada mulai berlaku secara singkat sebelum akhirnya ditangguhkan setelah para pemimpin kedua negara berjanji untuk mengambil tindakan lebih lanjut dalam mengatasi arus masuk fentanil dan imigrasi ilegal ke Amerika.

Namun, tarif 25% masih diberlakukan terhadap barang impor dari Meksiko dan Kanada yang tidak memenuhi persyaratan USMCA.

Trump juga telah mengumumkan tarif 25% untuk semua mobil, baja, dan aluminium dalam beberapa bulan terakhir, serta tarif atas suku cadang mobil.

Respons Kanada terhadap Tarif Trump

Kanada merespons tindakan Trump dengan mengenakan tarif 25% terhadap barang impor dari AS senilai C$30 miliar (sekitar US$22 miliar), ditambah bea tambahan sebesar 25% atas C$29,8 miliar (sekitar US$22 miliar) sebagai balasan terhadap tarif logam Trump. Kanada juga memberlakukan tarif atas mobil yang diimpor dari Amerika Serikat.

Perang Dagang itu Berdampak Besar pada Kedua Ekonomi Negara tersebut.

Adapun Kanada sendiri menyumbang 14% dari total perdagangan AS. Kanada juga merupakan negara tujuan ekspor terbesar Amerika, dengan ekspor utama berupa energi dan mobil.

Sementara itu, Amerika Serikat adalah tujuan ekspor utama Kanada, lebih dari tiga perempat ekspor Kanada dikirim ke AS yang mencakup kayu lunak, baja, dan aluminium. Sekitar 30% dari kayu lunak yang dikonsumsi di Amerika diimpor, dan lebih dari 80% di antaranya berasal dari Kanada.

Perang dagang Trump telah membebani bisnis Amerika dari berbagai skala. CEO General Motors, Mary Barra, mengatakan dalam wawancara dengan CNN minggu lalu bahwa tarif tersebut akan merugikan perusahaannya antara US$ 4 miliar hingga US$ 5 miliar tahun ini.

Di sisi lain, Beth Fynbo Benike, pemilik perusahaan produk bayi Busy Baby, mengatakan satu kontainer barang untuk mengisi ulang stoknya kini akan menelan biaya hampir US$ 230.000 untuk sampai ke wilayah AS.

(hns/hns)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |