Jakarta -
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan sektor mineral dan batu bara (Minerba) tidak mengalami dampak terhadap adanya kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang mengenakan tarif impor ke Indonesia sebesar 32%.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Tri Winarno dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR RI, Selasa (6/5/2025).
Tri Winarno mengatakan Indonesia tidak bergantung pada negara lain untuk bahan-bahan penting yang digunakan dalam sektor pertambangan, khususnya mineral dan batubara (minerba).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi secara prinsip yang bahan bahan penting kita nggak dari mereka. Untuk pertambangan utamanya minerba kita nggak ada pengaruh, sebetulnya," katanya.
Tri yang juga menjabat sebagai menjabat sebagai Plh. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi mengatakan, rencana impor minyak dari AS saat ini, Kementerian ESDM masih dalam perhitungan dengan Kementerian Perekonomian terkait hal tersebut.
"Untuk tarif lain kita memang memerlukan exercise, misalnya kita beli minyak dari AS misalnya, harganya lebih tinggi, tapi AS itu membeli dari produk-produk kita yang padat karya, sehingga di sini itu bisa tetap jalan ekonominya, meskipun kita terbebani yang lainnya," katanya.
"Memang perlu perhitungan keekonomian yang agak ngejelimet, dan memang sekarang sedang bareng-bareng disusun dengan Kementerian Perekonomian terkait dengan kenaikan impor dari AS. Poinnya sedang dilakukan exercise, meskipun ini nggak gampang ya dampak itu menghitungnya," tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bahwa saat ini negosiasi terkait kebijakan tarif masih dalam proses tahap awal. Ia mengatakan pemerintah bakal berupaya terus untuk menjalin komunikasi dengan pihak AS. Hal ini dilakukan agar tarif yang dikenakan ke Indonesia tidak terlalu tinggi.
"Terkait dengan pembicaraan dari negosiasi, karena masih dalam pembicaraan awal, jadi tetap konsisten diberitahukan nanti sesudah ada progresnya," katanya di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (5/5/2025).
Airlangga pun angkat bicara soal rencana Pemerintah Indonesia yang bakal mengimpor liquefied natural gas (LNG) sebagai salah satu bagian upaya dari negosiasi dengan AS. Ia mengatakan, rencana tersebut saat ini masih dalam proses awal, sehingga keputusan untuk mengimpor LNG masih bisa saja dilakukan.
"Terkait dengan pembicaraan di Amerika (Soal LNG) baru pembicaraan awal dan detailnya tentu masih berproses. Jadi ini masih panjang," katanya.
Airlangga juga mengatakan, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah AS melakukan pembahasan terkait dengan kerja sama pengelolaan kritikal mineral. Pembahasan ini masuk juga dalam pembahasan negosiasi.
"Khusus untuk tadi dengan Amerika pun kritikal mineral ada pembahasan," katanya.
(kil/kil)