Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (kanan) berbincang bersama Wamenkeu Suahasil Nazara.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah telah menarik utang sebesar Rp 570,1 triliun hingga 31 Oktober 2025 atau setara 77,94 persen dari outlook penarikan utang APBN 2025. Realisasi tersebut menjadi penanda tingginya kebutuhan pembiayaan negara tahun ini di tengah dinamika pasar global.
“Kami akan terus melakukan pemenuhan pembiayaan utang sesuai on track antisipatif dengan berbagai macam langkah mitigasi risiko antara lain melakukan cash buffer, membuat prefunding jika diperlukan serta active cash dan debt management,” ujar Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi November 2025, Kamis (20/11/2025).
Realisasi total pembiayaan anggaran tercatat Rp 532,9 triliun per 31 Oktober 2025 atau 80,5 persen dari outlook Rp 662 triliun. Pembiayaan tersebut terdiri dari pembiayaan utang Rp 570,1 triliun dan pembiayaan nonutang Rp 37,2 triliun.
Pemerintah juga telah memperoleh persetujuan DPR untuk menggunakan saldo anggaran lebih (SAL) senilai Rp 85,6 triliun. Kebijakan ini ditempuh agar kebutuhan penerbitan SBN dapat ditekan di tengah situasi pasar yang masih bergejolak.
“Tentu membaiknya kondisi pasar keuangan ini berkontribusi positif mendukung strategi pemenuhan pembiayaan utang,” tutur Suahasil.
Pasar SBN menunjukkan perbaikan meski volatilitas global masih tinggi. Tren penurunan imbal hasil SBN didorong kuatnya pasar keuangan domestik dan turunnya risiko investasi Indonesia.
Spread yield SBN valas terhadap US Treasury 10 tahun terus mengecil sepanjang tahun. Pada November 2025, selisih imbal hasil kedua instrumen berada di level 57 basis point dari posisi awal tahun yang mencapai 84 basis point.
“Ini mencerminkan country risk karena sama-sama dalam dolar AS berarti yang dibandingkan tinggal perbandingan antarnegara yaitu antara Amerika dan Indonesia sehingga spread yield SBN valas terhadap US Treasury 10 tahun makin mengecil,” ucap Suahasil.
Perbaikan indikator risiko ini diharapkan menjaga momentum pembiayaan fiskal hingga akhir tahun. Pemerintah tetap menyiapkan langkah antisipatif untuk memastikan kebutuhan anggaran terpenuhi tanpa menekan stabilitas pasar keuangan.
.png)
1 hour ago
1















































