PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) tengah fokus memperbaiki kualitas aset yang berdampak pada pertumbuhan kredit.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) tengah fokus memperbaiki kualitas aset yang berdampak pada pertumbuhan kredit. (Foto: Dok. BRI)
IDXChannel - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) tengah fokus memperbaiki kualitas aset yang berdampak pada pertumbuhan kredit. Kinerja bank BUMN tersebut berpotensi meningkat jika segmen kredit mikro membaik.
Di kuartal I-2025, pertumbuhan kredit BRI mencapai Rp1,31 triliun, tumbuh 5 persen. Pertumbuhan ini lebih banyak ditopang oleh corporate loan (+13 persen) dan consumer loan (+9 persen). Kredit mikro yang menjadi kontributor terbesar BRI tumbuh tipis 1,5 persen.
Analis CGS International Sekuritas, Handy Noverdanius mengatakan, pertumbuhan kredit BRI hingga kuartal I-2025 masih lemah seiring fokus BRI untuk meningkatkan kualitas aset dan mengerem kredit mikro.
"Selain itu, bank juga berupaya mengoptimalkan imbal hasil kredit di tengah kondisi likuiditas yang ketat," katanya dalam riset dikutip Rabu (21/5/2025).
Menurut Handy, kualitas aset BRI menjadi perhatian utama sejak dilakukan peningkatan sejak awal 2024. Beban pencadangan bank tercatat masih tinggi di kisaran Rp12,3 triliun, naik 14,6 persen secara tahunan dan naik 40,9 persen secara kuartalan.
Selain itu, Loan at Risk (LaR) BRI juga meningkat 42 basis poin (bps) menjadi 11,2 persen. Kenaikan ini seiring peningkatan secara kuartalan pada Kredit Dalam Perhatian Khusus (DPK) dan Rasio Kredit Bermasalah (Non Performing Loan atau NPL) masing-masing 50 bps dan 19 bps.
Berdasarkan keterangan dari manajemen BRI, kata Handy, nasabah masih bersedia untuk membayar pinjaman namun membutuhkan waktu lebih panjang. Dalam merestrukturisasi kredit mikro, BRI menerapkan kebijakan yang hanya menerima nasabah dengan prospek usaha baik, kemampuan membayar, memiliki itidak baik, dan memiliki agunan yang cukup untuk menutup pinjaman.
"BBRI tetap berhati-hati terhadap ketidakpastian makro ekonomi yang memengaruhi kreditnya," katanya.
Dengan kata lain, kualitas kredit BRI menjadi kunci peningkatan kinerja bank ke depan. Jika kualitas membaik, maka hal ini akan memengaruhi keinginan BRI menumbuhkan kembali kredit mikro.
Analis Riset Phincato Sekuritas, Nurwachidah mengatakan, BRI menargetkan pertumbuhan kredit antara 7-9 persen di 2025 sejalan dengan upaya bank menjaga kualitas kredit. Hingga 31 Maret 2025, NPL gross BRI secara tahunan turun 10 bps menjadi 3 persen.
Di kuartal I-2025, kinerja bottom line BRI tertekan akibat kenaikan beban provisi yang mencapai 40,9 persen. Dari sisi margin, Net Interest Margin (NIM) mencapai 7,68 persen sejalan dengan target manajemen 7,3-7,7 persen.
Menurut Nurwachidah, saham BBRI saat ini masih terdiskon. Dia mempertahankan rating BUY pada saham BBRI dengan Rp5.325 yang mengindikasikan potential upside 25 persen dari harga saat ini di Rp4.270.
(Rahmat Fiansyah)