Sektor perbankan dan properti mendapat angin segar usai Bank Indonesia (BI) resmi memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,50 persen.
Angin Segar dari BI buat Emiten Bank dan Properti. (Foto: Freepik)
IDXChannel - Sektor perbankan dan properti mendapat angin segar usai Bank Indonesia (BI) resmi memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,50 persen.
Keputusan ini diumumkan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang berlangsung pada 20–21 Mei 2025.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menjelaskan, sektor perbankan dan properti menjadi dua sektor saham yang paling diuntungkan dari kebijakan pemangkasan suku bunga acuan.
“Saham-saham yang paling diuntungkan dari cut rates [pemangkasan suku bunga] memang bank dan properti,” ujar Michael, Rabu (21/5/2025).
Menurutnya, beberapa emiten perbankan memiliki prospek positif karena sensitivitas terhadap suku bunga pinjaman, terutama yang berkaitan langsung dengan kredit perumahan.
“Perbankan yang mendapat keuntungan dari cut rates mulai dari BBTN sebagai proxy dari KPR [kredit pemilikan rumah], kemudian BBNI, BBRI, serta BBCA,” imbuhnya.
Di sisi lain, sektor properti juga ikut terdorong oleh penurunan suku bunga.
“Saham properti yang mendapat keuntungan juga mulai dari BSDE, SMRA, CTRA, serta PANI dan CBDK,” katanya.
Hingga pukul 15.46 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,55 persen seiring pengumuman suku bunga. Mayoritas sektor menghijau, dengan ektor emiten jasa keuangan (finance) naik 0,71 persen dan properti meningkat 1,13 persen.
Demikian pula, nilai tukar rupiah menguat 0,12 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjadi Rp16.390 per USD.
Nilai tukar rupiah sempat anjlok ke rekor terendah terhadap dolar AS pada April lalu, menyusul pengumuman tarif global oleh Presiden AS Donald Trump.
Namun sejak itu, rupiah telah menguat lebih dari 3 persen. Mengutip Reuters, BI pun tercatat beberapa kali melakukan intervensi di pasar demi menstabilkan mata uang tersebut.
Sesuai Ekspektasi
Keputusan pemangkasan suku bunga BI sejalan dengan ekspektasi pelaku pasar. Dalam survei Reuters yang dilakukan pada 14–19 Mei terhadap 32 ekonom, sebanyak 20 responden atau lebih dari 60 persen memperkirakan BI akan menurunkan suku bunga reverse repo 7 hari dari 5,75 persen menjadi 5,50 persen.
Sementara itu, 12 ekonom lainnya memperkirakan suku bunga akan tetap dipertahankan.
Dari 27 ekonom yang memberikan proyeksi jangka menengah, sebanyak 15 memperkirakan suku bunga acuan akan berada di level 5,25 persen pada akhir kuartal III-2025. Namun, untuk proyeksi tahun depan, belum ada konsensus yang jelas.
Sebagian memperkirakan penurunan sebesar 25 basis poin, sementara yang lain memprediksi pemangkasan hingga 100 basis poin.
Meski begitu, median proyeksi menunjukkan suku bunga acuan diperkirakan berada di level 5,25 persen pada akhir tahun ini, atau turun 50 basis poin dari posisi saat ini. Para ekonom masih mempertimbangkan dampak volatilitas nilai tukar rupiah dalam menetapkan prediksi mereka. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.