Menag Ungkap 2 Tantangan Tokoh Agama di Masa Depan, Apa Saja?

3 days ago 1

JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menjelaskan tantangan yang dihadapi tokoh agama di masa mendatang. Tantangan itu terkait pergeseran otoritas keagamaan serta tokoh agama yang lebih sering diperankan sebatas sebagai pemadam kebakaran.

Hal ini disampaikan Menag saat memberikan sambutan secara virtual dalam dialog tentang ‘Peran Tokoh Agama dalam Merawat Kerukunan dan Menjaga Kelestarian Alam’ di Jakarta, Senin (11/11/2024). Dialog ini digelar oleh Majelis Hukama Muslimin (MHM) kantor cabang Indonesia dalam rangka Hari Toleransi Internasional yang diperingati setiap 16 November.

Hadir sebagai narasumber, pendiri dan anggota MHM, Prof Dr M Quraish Shihab, MA, Anggota Komite Eksekutif MHM Dr. TGB. M Zainul Majdi, MA, serta Direktur MHM kantor cabang Indonesia, Dr. Muchlis M Hanafi, MA.

MHM merupakan sebuah lembaga lintas negara yang bersifat independen, didirikan pada 2014 di Abu Dhabi.

Menurut Menag, tantangan tokoh-tokoh umat beragama pada masa mendatang semakin berat. Kalau dulu, pesan Kitab Suci dan nasihat tokoh agama, serta merta diakui dan diikuti masyarakat. Hal itu beda dengan kondisi sekarang seiring adanya otoritas lain yang ikut serta memberikan pengaruh terhadap pendefinisian apa itu kebenaran dan kebaikan.

“Dahulu kala, apa kata ulama dan apa kata kitab suci, tokoh agama, itu serta merta kita lakukan. Tapi terkadang saat ini, ada kebenaran yang dipromosikan kitab suci, juga dipraktikan dan diamalkan oleh ulama dan tokoh agama, tapi tidak serta-merta diterima oleh masyarakat karena ada otoritas lain yang ikut cawe-cawe dalam ikut merumuskan dan mendefinisikan kebenaran itu,” kata Menag, melansir laman Kemenag.

“Tidak heran ada sesuatu yang kita yakini sangat benar, tapi tidak muncul dan tidak eskis dalam masyarakat kita. Sementara sesuatu yang tidak valid secara intelektual dan keagamaan, malah itu yang diterima dalam masyarakat,” ucap Nasaruddin.

Tantangan kedua, ia menjelaskan, tokoh-tokoh agama cenderung lebih banyak diajak berbicara untuk menyelesaikan akibat, tapi jarang dilibatkan untuk membicarakan sebab yang menyebabkan akibat itu muncul.

“Bagaimana mungkin, sebagai tokoh umat beragama, menyelesaikan suatu persoalan akibat, kalau tidak pernah terlibat di dalam merumuskan sebab yang menyebabkan akibat itu muncul,” ujarnya.

Menag berharap tokoh agama tidak diperlakukan seperti pemadam kebakaran yang hanya dilibatkan untuk menyelesaikan persoalan. tapi sebab yang menyebabkan persoalan itu tidak pernah dilibatkan. Karena itu juga, perlu ada introspeksi sebagai tokoh agama, mengapa ada jarak antara lingkungan pacu dan kehidupan umat beragama itu sendiri.

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari

Follow

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |