Jakarta -
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali bergerak di zona hijau usai dibuka melemah pada perdagangan Jumat (11/4/2025). IHSG bergerak di level 6.200-an hingga penutupan perdagangan sesi I.
Dikutip dari data perdagangan RTI Business, IHSG pada penutupan sesi I menguat tipis 13.683 poin atau naik 0,22% ke level 6.267. Pada pembukaan perdagangan, IHSG berada di posisi 6.195 dengan rentang tertinggi di level 6.282 dan terendah 6.148.
Tercatat volume transaksi sebanyak 7,05 miliar dengan nilai transaksi sebesar Rp 5,41 triliun. Sementara frekuensi saham yang diperdagangkan tercatat sebanyak 584,852 kali. Tercatat sebanyak 271 saham menguat, 269 saham melemah, dan 240 saham lainnya stagnan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada pembukaan perdagangan, IHSG melemah mengikuti bursa saham global. Berdasarkan catatan detikcom, IHSG pada pembukaan perdagangan pagi tadi terkoreksi 1,31% ke level 6.172.
Berdasarkan data RTI Business pagi tadi, pelemahan IHSG terjadi sejalan dengan bursa saham global. Indeks saham blue chip atau perusahaan Amerika Serikat (AS) Dow Jones Index Future (DJIF) misalnya, melemah 0,41% ke level 39.634. Pelemahan juga terjadi pada indeks S&P500 yang terkoreksi 3,46% ke level 5.268. Sementara Nasdaq, melemah 4,31% ke level 16.387.
Sementara di bursa Asia, Nikkei 225 Index (N225) asal Jepang juga terkoreksi sebesar 4,22% ke level 33.148. Sementara bursa China, Shanghai Composite Index (SSEC) melemah tipis 0,21% ke level 3.216. Kemudian bursa Singapura, Straits Times Index (STI) terkoreksi 2,14% ke level 3.501.
Sebelumnya, Phillip Sekuritas Indonesia telah memprediksi pelemahan IHSG imbas indeks saham Asia yang melemah mengikuti saham utama di Wall Street.
"Indeks saham di Asia pagi ini, Jumat dibuka melemah mengikuti pergerakan indeks saham utama di Wall Street semalam," tulis analisis Phillip Sekuritas, Jumat (11/4/2025).
Hal ini terjadi lantaran para investor mencari perlindungan pada aset-aset yang dianggap aman atau safe haven, dengan harga emas yang naik hampir 3% ke level tertinggi sepanjang masa.
Selain itu, nilai tukar dolar AS juga mencapai level terendah dalam 10 tahun terakhir terhadap mata uang franc Swiss (CHF). Aksi jual pun terjadi di tengah kekhawatiran perang dagang yang dilakukan oleh Presiden AS Donald Trump yang telah berubah menjadi konfrontasi langsung dengan Tiongkok.
(hns/hns)