Pemanfaatan energi terbarukan seperti tenaga surya, tenaga angin, dan biomassa akan menjadikan IKN Nusantara sebagai kota hijau pintar dan ramah lingkungan.
Listrik Hijau Jadi Urat Nadi Masa Depan Ibu Kota Baru (Foto: MNC Media)
IDXChannel - Listrik hijau menjadi kunci masa depan pembangunan ibu kota baru. Pasalnya, IKN Nusantara didesain dengan konsep Smart Forest City.
Artinya, pembangunan IKN tidak hanya memanfaatkan teknologi digital tapi juga bergantung pada energi bersih sebagai urat nadi pertumbuhan berkelanjutan.
Karena itu, pemanfaatan sumber-sumber terbarukan seperti tenaga surya, tenaga angin, dan biomassa akan menjadikan IKN Nusantara sebagai kota hijau yang pintar dan ramah lingkungan.
Pemerintah pun menargetkan pemanfaatan energi terbarukan (EBT) sebesar 80 persen dari total kebutuhan listrik IKN pada 2045.
Untuk mewujudkannya, PT PLN (Persero) sebagai penyedia jasa kelistrikan terbesar di Indonesia menghadirkan listrik hijau dengan memulai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 50 megawatt (MW).
PLTS ini dibangun di lahan seluas 80 hektare yang berlokasi di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Ini menjadi ujung tombak proyek energi ramah lingkungan pertama di kota baru.
Pada 2 Maret 2024, PLN melalui subholdingnya, PLN Nusantara Power berhasil memasang sebanyak 21.600 panel surya dengan kapasitas 10 MW. Listrik tersebut disalurkan ke gardu induk berteknologi Gas Insulated Switchgear (GIS) dengan kapasitas 2×60 Mega Volt Ampere (MVA) untuk menyuplai sejumlah titik di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN.
Secara bersamaan, PLN membangun jaringan transmisi sepanjang 26,03 kilometer-route (kmr) sebagai sumber pasokan listrik saat pembangunan PLTS berjalan di IKN.
Nantinya PLTS tersebut akan menerangi kawasan inti pusat pemerintahan meliputi Istana Kepresidenan, Kantor Kementerian, rumah dinas menteri, dan apartemen untuk aparatur sipil negara (ASN).
Tak lupa pembangunan Smart Grid yang terintegrasi dengan Control Center, dan Advanced Meter Infrastructure (AMI) juga tengah dirancang untuk menghubungkan sistem kelistrikan Istana Kepresidenan IKN dengan sumber-sumber energi baru terbarukan (EBT).
Sistem ini memungkinkan pengaturan energi yang optimal demi menyesuaikan pasokan dan permintaan sehingga akan membantu mengurangi pemborosan energi.
Untuk trafo, UPS serta genset akan ditanam di dalam tanah sama seperti penggunaan jaringan kabel bawah tanah demi menjaga keindahan IKN.
Keandalan listrik hijau PLN tersebut sudah teruji pada upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-79 di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Sabtu, (17/8/2024) lalu.
PLN memasok listrik melebihi proyeksi kebutuhan untuk perayaan HUT RI yang sekitar 1,5 MW. Di mana listrik untuk istana disuplai dari empat gardu induk yang di backup genset dengan kapasitas 4x2.000 kilovolt ampere (kVA) dan Uninterruptible Power Supply (UPS) 8x400 kVA yang dapat beroperasi terus menerus.
"PLN telah menyiapkan sistem kelistrikan berlapis di venue utama dan pendukung upacara, sehingga pelaksanaan upacara HUT RI ke-79 dapat berjalan aman tanpa kendala," ujar Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam keterangan resmi, Jumat (16/8/2024).
Adapun pengembangan pembangkit EBT milik PLN telah mencapai 8.786 MW hingga 2023. Dengan rincian, pembangkit berbasis hidro (PLTA/PLTMH) mencapai 5.777 MW, pembangkit berbasis panas bumi (PLTP) sebesar 2.519 MW, dan sisanya berasal dari surya (PLTS), angin (PLTB) dan biomassa.
PLN akan menambah kapasitas sebesar 21 Gigawatt (GW) dari pembangkit listrik tenaga gas, 28 GW dari tenaga surya dan angin, 31 GW dari tenaga air dan panas bumi, serta 2,4 GW dari energi baru hingga 2040.
Kolaborasi untuk Pembangunan Berkelanjutan
Perkiraan kebutuhan energi di IKN hampir mencapai 200 MW pada 2030 sehingga dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak untuk mencapai target carbon neutral city pada 2045.
“Bekerja sama dengan mitra yang memiliki visi dan misi yang sama adalah kunci terciptanya pembangunan yang mendukung SDGs,” kata Juru Bicara Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Troy Pantouw pada Kamis (17/10/2024).
Dalam pengembangan PLTS berkapasitas 50 MW, PLN Nusantara Power (NP) lewat anak usahanya, PLN Nusantara Renewables (NR) menggandeng perusahaan pengembang energi terbarukan asal Singapura, Sembcorp Industries dengan nilai investasi USD60 juta.
PLTS tersebut dikelola oleh perusahaan patungan atau joint venture bernama PT Nusantara Sembcorp Solar Energy (NSSE) sejak 29 Februari 2023 dengan kepemilikan saham PLN NP mencapai 51 persen dan Sembcorp 49 persen. Adapun PLTS tersebut ditargetkan rampung pada akhir 2024.
Kolaborasi juga dilakukan dalam pembangunan gardu induk berkapasitas 50 MW serta penginstalan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik (SPKLU).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menambahkan, Perseroan melalui subholding PLN Icon Plus juga menyiapkan jaringan telekomunikasi untuk mendukung digitalisasi dan data center yang akan dibangun di IKN.
“PLN secara bersama-sama membangun infrastruktur fiber optik untuk telekomunikasi di IKN. Jadi di bawah sini ada MUT (Multi Utility Tunnel) di mana infrastruktur fiber optic dibangun secara kokoh, karena hal ini menjadi bagian terintegrasi yang tidak terpisahkan dari infrastruktur ketenagalistrikan,” ujar Darmawan.
Gerak cepat PLN dalam menghadirkan energi hijau di IKN Nusantara diapresiasi oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Dia berharap kolaborasi dengan berbagai pihak akan mempercepat hadirnya listrik bersih di kota masa depan tersebut.
“Hari ini kapasitas PLTS ini masih cukup, namun ke depan, kebutuhannya di sini akan semakin besar. PLN harus manfaatkan potensi energi hijau yang ada di Kalimantan ini, ada hidro, surya, dan angin. PLN harus bisa kembangkan. Peran PLN di sini sangat besar karena akan jadi jantungnya IKN,” kata Erick sata meninjau progres pembangunan PLTS IKN pada 29 Juni 2024.
(DESI ANGRIANI)