Jakarta -
Emiten bidang real estate dan layanan kesehatan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), membukukan laba bersih sebesar Rp 169 miliar di kuartal I 2025. Capaian tersebut berbanding terbalik dengan kerugian sebesar Rp 179 miliar di periode yang sama di tahun sebelumnya.
Sementara itu, Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) perseroan tercatat sebesar Rp 375 miliar di kuartal I 2025. Perseroan juga mencatat posisi likuiditas sehat dengan membukukan kas di akhir periode sebesar Rp 2,77 triliun, dari Rp 2,62 triliun tahun sebelumnya.
Pada Kuartal I 2025, biaya bunga bersih perseroan tercatat turun 71% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 93 miliar. Penurunan ini ditopang oleh keberhasilan pelunasan obligasi sebesar Rp 1,04 triliun dan pinjaman bank sebesar Rp 740 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan begitu, LPKR berhasil mengurangi utang sekaligus mengoptimalkan struktur modal. Hal ini sejalan dengan hasil neraca yang lebih kuat dan biaya pendanaan yang lebih rendah di masa mendatang.
Perseroan mencatat capaian pada segmen properti pra penjualan sebesar Rp 1,26 triliun di Kuartal I 2025, atau setara 20% dari target tahun ini. Capaian tersebut ditopang permintaan berkelanjutan rumah tapak yang terjangkau, dengan kontribusi 80% dari total pra penjualan.
"Kami memulai tahun 2025 dengan positif, didukung oleh eksekusi yang terfokus, ketahanan operasional, dan disiplin finansial yang kuat," kata Group CEO Lippo Indonesia, John Riadi dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/5/2025).
Selain itu, proyek unggulan perseroan seperti Cendana Homes, XYZ Livin, dan Waterfront Uptown, juga mendapatkan daya tarik, yang ditopang oleh peluncuran Park Serpong Fase 4 dan Seri Blackslate di Tanjung Bunga, Makassar. Tingkat penerapan proyek tersebut masing-masing 96% dan 88%.
Sementara di Lippo Karawaci (Holdco), penjualan residensial menyumbang Rp 792 miliar, dengan tambahan kontribusi dari unit komersial sebesar Rp 71 miliar. Sedangkan stok hunian bertingkat senyumbang Rp 28 miliar, tanah kavling Rp 18 miliar, dan tanah pemakaman di San Diego Hills Rp 31 miliar.
Di sisi lain, anak usaha perseroan, PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK) juga membukukan pra penjualan Rp 323 miliar, dengan rumah tapak dan rumah toko menyumbang lebih dari 96% dari total penjualan.
Segmen gaya hidup LPKR juga mencatatkan kinerja positif dengan membukukan pendapatan yang tumbuh 13% YoY menjadi Rp 322 miliar. Laba kotor naik 34% menjadi Rp 239 miliar, sementara EBITDA naik 59% YoY menjadi Rp 106 miliar.
"Strategi kami dalam menyediakan hunian terjangkau terus mendapatkan respons positif dari konsumen akhir, sementara upaya pengurangan utang mulai menunjukkan hasil nyata melalui penurunan biaya bunga. Kami tetap berkomitmen untuk memperluas akses terhadap hunian berkualitas bagi lebih banyak masyarakat Indonesia, sekaligus mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan," tutupnya.
Tonton juga "Menteri PKP Izin ke Bos Lippo Group Tiru Desain Rumah Contoh untuk MBR" di sini:
(rrd/rrd)