BANDUNG, iNews.id - Kisah inspiratif datang dari Marini (40) seorang ibu rumah tangga asal Kampung Stasion Utara, Desa Banjaran, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Mengandalkan keterampilan membuat terompet jenis bong, dia mendapat penghasilan musiman perayaaan malam Tahun Baru 2025.
Setiap Desember, Marini dan suami bekerja keras memproduksi terompet untuk memenuhi tingginya permintaan masyarakat menjelang liburan akhir tahun.
Baca Juga
4 Rekomendasi Tempat Wisata di Sampang, Cocok untuk Liburan Tahun Baru 2025
“Saya sudah mulai bikin terompet sejak 10 tahun lalu dan hanya di bulan Desember saja. Biasanya saya dibantu suami, sedangkan yang jualan kadang suami atau anak-anak saya,” ujar Marini saat ditemui di rumahnya, Selasa (31/12/2024).
Marini mengaku bekerja setiap hari dari pukul 03.00 WIB hingga 20.00 WIB. Selama hampir seharian, dia bisa memproduksi 30 kodi terompet per hari.
Baca Juga
Lokasi Pesta Kembang Api di Jakarta untuk Tahun Baru 2025: Nikmati Kemeriahan di Tengah Kota
Dalam sebulan, dia bisa membuat hingga 400 kodi terompet. Meski jumlahnya sedikit menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang mencapai 500 kodi. Namun dia bersyukur penjualan terompet bong ini memberikan keuntungan yang cukup signifikan.
“Pendapatan saya bisa mencapai Rp15 juta sebulan jika terompet laris terjual meskipun dulu bisa sampai Rp20 juta,” katanya.
Baca Juga
Sambut Tahun Baru 2025, MNC Bank Sajikan Beragam Program Istimewa
Harga satu kodi terompet bong yang dijual Marini berkisar antara Rp30.000 hingga Rp35.000. Pembeli umumnya berasal dari pedagang yang menjual terompet di warung-warung sekitar.
Marini mengaku meski produksi terompet hanya diproduksi setahun sekali, usaha ini cukup menguntungkan dan menjadi salah satu sumber pendapatan utama keluarga selama musim liburan.
Baca Juga
Liburan Tahun Baru, Ribuan Warga Antusias Nikmati Jakarta Light Festival di Kota Tua
"Jadi produksi terompet mah cuma Desember aja. Sehari-hari mah ya bantu usaha kakak saya. Terus setelah itu saya suka bikin mainan buat jualan juga," katanya.
Editor: Donald Karouw