Jadi KEK BUMN Terbesar, KITB Optimistis Jadi Magnet Investasi Industri Global

5 days ago 12

KEK Industropolis Batang menawarkan berbagai insentif menarik, mulai dari pembebasan atau pengurangan pajak hingga kemudahan perizinan investasi.

 MNC media)

Jadi KEK BUMN Terbesar, KITB Optimistis Jadi Magnet Investasi Industri Global (foto: MNC media)

IDXChannel - PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) optimistis bakal mampu menjadi magnet bagi para pelaku industri global untuk dapat berinvestasi di Indonesia.

Hal ini seiring ditunjuknya KITB sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), sehingga resmi berstatus sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang. Status ini ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, melalui Peraturan Pemerintah pada 20 Maret 2025.

"Dengan luas mencapai 2.886,7 hektare dari total pengembangan 4.300 hektare, KEK Industropolis Batang kini resmi menjadi KEK terbesar yang dimiliki oleh BUMN dan satu-satunya di Indonesia yang menggabungkan tiga status, yaitu industri dan pengolahan, logistik dan distribusi, serta pariwisata," ujar Direktur Utama KITB, Ngurah Wirawan, dalam keterangan resminya, Selasa (25/3/2025).

Sebagai pusat pertumbuhan industri baru, menurut Ngurah, KEK Industropolis Batang menawarkan berbagai insentif menarik, mulai dari pembebasan atau pengurangan pajak hingga kemudahan perizinan investasi, yang memberikan kepastian bisnis bagi para investor.

Dilengkapi dengan infrastruktur kelas dunia, kawasan ini dirancang untuk mendukung industri masa depan yang berkelanjutan, dengan konektivitas strategis ke pelabuhan, bandara, serta jaringan logistik nasional.

Dengan regulasi yang lebih fleksibel, KEK ini dapat memastikan percepatan perizinan dan operasional bisnis yang lebih efisien bagi investor yang berminat menanamkan investasi di lokasi tersebut.

"Lokasi KEK Industropolis Batang ini sangat strategis, berada tepat di tengah Tol Trans Jawa pada KM 371 dengan akses langsung ke Gerbang Tol KIT Batang," ujar Ngurah.

Tak hanya itu, Ngurah menjelaskan, KEK ini juga berada di titik nol Kilometer ke Pantura dan Pelabuhan, serta hanya 45 menit ke Bandara Ahmad Yani Semarang, sehingga menjadi satu-satunya kawasan industri dengan akses tol yang langsung menyajikan pemandangan laut.

Selain itu, KITB juga diapit oleh pegunungan dan laut, memberikan nilai tambah dengan lanskap yang indah dan asri. Keunggulan geografis inilah yang menjadi salah satu faktor utama dalam perolehan status KEK dengan sektor Pariwisata.

"KEK Industropolis Batang hadir sebagai pusat ekonomi baru yang berfokus pada tiga sektor
utama," ujar Ngurah.

Pertama, dikatakan Ngurah, KITB berfokus pada sektor Industri dan Pengolahan yang menjadi rumah bagi manufaktur berteknologi tinggi, seperti otomotif, elektronik, petrokimia, tekstil, serta makanan dan minuman.

Kehadiran sektor ini akan meningkatkan nilai tambah bahan baku lokal sebelum dipasarkan ke
dalam maupun luar negeri.

Kedua, concern KITB juga berfokus pada sektor logistik dan distribusi, yang akan menjadikan KEK ini sebagai simpul perdagangan global dengan fasilitas logistik terintegrasi, termasuk pelabuhan dan gudang berikat.

"Ketiga, yaitu sektor Pariwisata yang dikembangkan dengan konsep destinasi wisata
industri dan ekowisata berkelas dunia, memberikan nilai tambah bagi industri kreatif dan hospitality," ujar Ngurah.

Sebelum ditetapkannya status KEK, dikatakan Ngurah, kawasan ini telah menarik minat 27 tenant global, yang menunjukkan daya tariknya sebagai pusat investasi.

Tenant-tenant ini berasal dari negara-negara
seperti Amerika Serikat, Belanda, Korea Selatan, Chili, Jepang, Taiwan, dan China, dengan industri yang mencakup solar panel, kaca, wood pellet, alas kaki, PVC, grinding ball, keramik, gas industri, hingga alat kesehatan.

Hingga saat ini, total nilai investasi yang telah masuk mencapai Rp17,95 triliun. Dari tujuh tenant yang telah beroperasi, kawasan ini telah menyerap 7.008 tenaga kerja, dengan 80 persen berasal dari Kabupaten Batang.

"Dengan status KEK, KITB diproyeksikan akan
menarik tambahan investasi senilai Rp75,8 triliun serta menciptakan 58.145 lapangan kerja baru," ujar Ngurah.

Saat beroperasi penuh, KEK ini berpotensi menyerap hingga 250.000 tenaga kerja, menjadikannya pusat pertumbuhan ekonomi terbesar di Indonesia.

Keberadaan KEK Industropolis Batang sejalan dengan Asta Cita Pemerintah yang berfokus pada
peningkatan daya saing industri nasional dan penciptaan lapangan kerja berkualitas.

Dengan infrastruktur modern, seperti jaringan jalan kawasan, rumah susun, Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST), bendung urang dan jaringan transmisi, reservoir, Instalasi Pengolahan Air (IPA), Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), serta jaringan transmisi gas, KEK ini menawarkan ekosistem industri yang terintegrasi dan ramah lingkungan.

Mengusung konsep Smart and Sustainable, KEK Industropolis Batang dibangun dengan filosofi
nature, human, dan masa depan ekonomi berkelanjutan.

"Dengan pendekatan inovatif ini, kami akan menjadi destinasi utama bagi perusahaan yang ingin berkembang di era industri hijau dan digital," ujar Ngurah.

Tiga pilar utama yang diusung, yaitu menciptakan, berinovasi, dan berkembang, menjadi landasan utama dalam menciptakan lingkungan bisnis yang kompetitif dan berdaya saing tinggi.

Pencapaian ini pun dinilai Ngurah sebagai langkah besar dalam mewujudkan Indonesia sebagai pusat industri global.

"Dengan status KEK, kami semakin optimistis bahwa KEK Industropolis Batang akan menjadi magnet investasi yang kuat, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan," ujar Ngurah.

KITB disebut Ngurah menawarkan peluang investasi yang tak tertandingi dengan fasilitas terbaik dan insentif yang luar biasa.

Ngurah juga menambahkan bahwa KEK ini tidak hanya menjadi pusat industri, tapi juga ekosistem inovasi yang memungkinkan kolaborasi antara industri, pemerintah, dan masyarakat.

Dengan fasilitas kelas dunia, sertifikasi Platinum Greenship, serta lokasi yang strategis, KEK Industropolis Batang membuktikan bahwa Indonesia siap bersaing di tingkat global. 
"Status KEK ini menjadi katalis bagi percepatan pertumbuhan industri nasional, menarik investasi strategis, serta menciptakan masa depan ekonomi yang lebih cerah bagi bangsa," ujar Ngurah.

(taufan sukma)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |