Harga CPO Menguat Sepekan Meski Tertekan Data Impor India

7 hours ago 3

Harga minyak sawit mentah (CPO) melemah pada Jumat (16/5/2025), mencatat penurunan untuk hari kedua berturut-turut.

 Freepik)

Harga CPO Menguat Sepekan Meski Tertekan Data Impor India. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak sawit mentah (CPO) melemah pada Jumat (16/5/2025), mencatat penurunan untuk hari kedua berturut-turut.

Tekanan datang setelah data dari Solvent Extractors' Association of India menunjukkan impor minyak sawit India—negara pembeli terbesar di dunia—turun 24,29 persen pada April menjadi 321.446 ton.

Berdasarkan data pasar, kontrak berjangka (futures) CPO ditutup turun 1,09 persen ke level MYR3.812 per ton pada Jumat.

Trader minyak sawit David Ng menilai, pelemahan CPO pada Jumat seiring pelemahan pasar minyak kedelai.

Menurut Ng, tekanan di pasar minyak kedelai dipicu oleh ekspektasi penurunan mandat biodiesel untuk tahun 2026.

"Sentimen negatif ini turut membebani pergerakan harga minyak sawit hari ini," ujarnya.

"Kami melihat level support berada di MYR3.700 per ton, sementara resistance di sekitar MYR3.900 per ton," kata Ng kepada Bernama.

Namun, selama sepekan, CPO menguat 0,13 persen.

Pelaku pasar juga bersikap hati-hati menjelang rilis sejumlah data ekonomi utama dari China pekan depan, termasuk produksi industri, penjualan ritel, dan tingkat pengangguran.

Sementara itu, optimisme terhadap pembicaraan dagang AS-China mulai memudar di tengah kekhawatiran soal gangguan rantai pasok global akibat kebijakan tarif.

Secara terpisah, melansir Trading Economics, produsen utama Indonesia akan menaikkan bea ekspor minyak sawit mentah dari 7,5 persen menjadi 10 persen mulai 17 Mei guna mendukung program biodiesel yang lebih ambisius. Bea ekspor untuk produk turunan minyak sawit juga dinaikkan.

Dalam catatan riset yang dikutip The Edge Malaysia, Kamis (15/5), RHB menilai kebijakan baru—yang berlaku mulai 17 Mei 2025—berpotensi memperbaiki dinamika harga CPO global dan sedikit memangkas keunggulan biaya yang selama ini dinikmati pelaku hilir di Indonesia. Hal ini pada akhirnya bisa meningkatkan daya saing produsen sawit Malaysia.

RHB mencatat keunggulan biaya pelaku hilir Indonesia diperkirakan turun tipis dari USD84 (setara MYR360) menjadi USD80 per ton, yang bisa memberi angin segar bagi pelaku industri Malaysia.

Peningkatan tarif ini, kata RHB, ditujukan untuk menopang implementasi mandatori biodiesel B40 dan program peremajaan sawit nasional.

Meski begitu, harga kontrak sawit masih berada di jalur kenaikan mingguan yang solid, dengan penguatan lebih dari 1 persen sejauh ini dan berpeluang mengakhiri tren penurunan tiga pekan berturut-turut. Kenaikan didorong oleh ekspektasi ekspor yang membaik.

Pengiriman produk sawit Malaysia untuk periode 1–15 Mei diperkirakan meningkat antara 6,6 persen hingga 14,2 persen, menurut data dari para pengamat kargo. (Aldo Fernando)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |