Secara teknikal, GJTL masih dalam tren turun sejak akhir 2024, dengan beberapa kali gagal menembus level resistensi kuat.
Intip Gerak Saham Gajah Tunggal (GJTL) saat Lo Kheng Hong Rajin Akumulasi. (Foto: Freepik)
IDXChannel – Investor kondang Lo Kheng Hong (LKH) rajin meningkatkan kepemilikan sahamnya di PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL). Aksi borong ini berlangsung sejak awal 2025 dan berlanjut hingga Maret ini.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Lo Kheng Hong terbaru menambah 100 ribu saham GJTL pada 25 Maret 2025, setelah sebelumnya memborong 300 ribu saham pada 24 Maret dan 80 ribu saham pada 21 Maret.
Dengan tambahan ini, investor yang dijuluki Warren Buffett Indonesia itu kini menggenggam 187.664.900 saham (187,66 juta saham), setara dengan 5,39 persen dari total saham GJTL. Sejak awal tahun, LKH tercatat telah mengakumulasi saham GJTL dalam 11 kesempatan.
Menyoal gerak saham GJTL, hingga penutupan sesi I perdagangan Kamis (27/3/2025), emiten produsen ban tersebut terkoreksi 0,47 persen ke level Rp1.070 per unit, usai menguat dalam dua hari terakhir.
Saham GJTL naik 1,90 persen dalam sepekan dan stagnan selama sebulan terakhir.
Secara teknikal, GJTL masih dalam tren turun sejak akhir 2024, dengan beberapa kali gagal menembus level resistensi kuat. Namun, ada indikasi bahwa tekanan jual mulai mereda dan harga mencoba bertahan di atas Rp1.000, yang menjadi support psikologis utama.
Saat ini, harga berada di tengah-tengah antara dua zona ini, sehingga arah berikutnya masih bergantung pada apakah saham ini bisa melewati batas psikologis 1.100 IDR atau justru kembali melemah.
Saham GJTL berada di fase krusial. Jika harga bisa bertahan dan menembus Rp1.100, maka ada peluang untuk rebound ke Rp1.200 dan bahkan lebih tinggi. Namun, jika tekanan jual kembali muncul, maka harga bisa kembali ke Rp1.000 atau lebih rendah.
Investor juga menantikan rilis laporan keuangan penuh tahun 2024, yang berpotensi menjadi sentimen bagi GJTL setidaknya dalam waktu dekat.
Koleksi BBRI
Sebelumnya, Lo Kheng Hong diperkirakan mengantongi dividen belasan miliar rupiah dari kepemilikannya di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).
Hadir dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) BBRI pada Senin (24/3/2025) siang, sosok yang dijuluki Warren Buffett Indonesia itu mengaku telah menggenggam 64,63 juta saham bank BUMN tersebut.
“Jumlah saham BBRI saya 64.636.000 lembar,” demikian kata Lo Kheng Hong kepada IDXChannel.com, Senin (24/3/2025).
Dengan harga saham BBRI di level Rp3.610 per saham hingga penutupan Senin (24/3/2025), nilai kepemilikan Lo Kheng Hong diperkirakan mencapai sekitar Rp233,33 miliar.
Dalam RUPST, BBRI menyetujui pembagian dividen dengan total Rp51,74 triliun kepada para pemegang saham. Jumlah ini setara dengan 85 persen dari laba bersih tahun buku 2024. Tahun lalu, BRI membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp60,64 triliun.
BRI telah membagikan dividen interim senilai Rp20,46 triliun atau Rp135 per saham pada 15 Januari 2025. Dengan demikian, dividen final yang akan dibagikan mencapai Rp208,40 per saham atau setara dengan imbal hasil (yield) 5,77 persen.
Keputusan ini membuat total dividen per saham BRI tahun ini menjadi Rp345.
Mengacu pada dividen final tersebut, Lo Kheng Hong berpotensi mengantongi Rp13,47 miliar.
“Dividennya untuk dibelikan saham lagi,” kata Lo Kheng Hong kepada IDXChannel.com, Selasa (25/3/2025).
“Saya membeli saham BBRI, wonderful company, karena sudah turun 40 persen lebih,” ujar Pak Lo, sapaan akrab LKH, pada Senin.
LKH dikenal meminjam istilah tersebut dari Warren Buffett, investor besar asal Amerika Serikat (AS). (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.