Rupiah hari ini juga dibuka melemah ke Rp15.610 per dolar AS.
Imbal Hasil AS Tinggi, Rupiah Sore Ini Melemah ke Rp15.626 per USD (FOTO:MNC Media)
IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini ditutup melemah 59 poin atau 0,38 persen ke level Rp15.626 setelah sebelumnya di level Rp15.567 per dolar AS di pekan lalu.
Mengutip data Bloomberg, rupiah hari ini juga dibuka melemah ke rupiah hari ini juga dibuka melemah ke Rp15.610 per dolar AS.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan rupiah hari ini karena imbal hasil AS yang lebih tinggi; arus masuk aset safe haven di tengah ketegangan geopolitik; dan ekonomi AS yang relatif tangguh.
Namun, faktor-faktor ini diperkirakan akan segera berakhir, sehingga menghambat pergerakan dolar AS.
"Tanda-tanda ketahanan terkini dalam ekonomi AS memicu peningkatan taruhan bahwa Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan November, lebih kecil dari pemangkasan 50 bps yang terlihat pada bulan September. Pedagang juga terlihat memperkirakan suku bunga terminal yang lebih tinggi," kata Ibrahim dalam risetnya, Rabu (23/10/2024).
Selain itu, para pelaku pasar bersiap untuk pemilihan presiden yang ketat. Calon presiden dari Partai Republik Donald Trump terlihat mengungguli calon dari Partai Demokrat Kamala Harris, menurut beberapa jajak pendapat terbaru dan pasar prediksi daring.
Namun para analis masih melihat persaingan terlalu ketat untuk diprediksi, dengan sekitar dua minggu tersisa hingga pemungutan suara.
Ketegangan yang terus-menerus di Timur Tengah, karena Israel terus melancarkan serangan terhadap Hamas dan Hizbullah. Sementara diplomat AS terlihat berusaha mendorong gencatan senjata, masih belum ada tanda-tanda de-eskalasi dalam konflik tersebut. Israel juga dilaporkan tengah mempersiapkan serangan balasan terhadap Iran.
Dari sentimen internal, International Monetary Fund atau IMF memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sebesar 5,1 persen pada 2029.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 diperkirakan tetap 5,0 persen atau stagnan dari tahun lalu. Hal itu tercantum dalam World Economic Outlook edisi Oktober 2024 yang diterbitkan IMF atau Dana Moneter Internasional pada hari Selasa (22/10/2024).
Laporan itu berjudul "Policy Pivot, Rising Threats" yang berarti Pergeseran Kebijakan, Meningkatnya Ancaman.
Dalam laporan tersebut, IMF memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan mencapai 5,0 persen. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pertumbuhan ekonomi diperkirakan tetap berada di tren 5 persen.
Sayangnya, perkiraan IMF ke depan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak menunjukkan kenaikan yang signifikan. Misalnya, pada 2025 laju ekonomi diperkirakan hanya mencapai 5,1 persen.
Bahkan, IMF memproyeksikan bahwa pada 2029 pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap di 5,1 persen. Seperti diketahui, 2029 merupakan akhir masa jabatan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan wakil presidennya, Gibran Rakabuming Raka.
Proyeksi IMF itu seolah menunjukkan bahwa ambisi Prabowo masih cenderung sulit tercapai. Adapun, indikator lainnya yang diproyeksikan oleh IMF adalah inflasi Indonesia akan stabil di 2,3 persen pada 2024. Lalu, neraca transaksi berjalan 2024 diperkirakan -1,0 persen, dan tingkat pengangguran pada 2024 sebesar 5,2 persen.
Secara umum, laporan World Economic Outlook Oktober 2024 menggambarkan bahwa perjuangan global melawan Inflasi sebagian besar berhasil dimenangkan. Tingkat inflasi secara global diperkirakan mencapai 3,5 persen pada akhir 2025, di bawah tingkat rata-rata 2000-2019 sebesar 3,6 persen. Meskipun terjadi pengetatan kebijakan moneter yang tajam di banyak belahan dunia, kondisi ekonomi global tetap tangguh sehingga terhindar dari resesi.
Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup melemah di rentang Rp15.610 - Rp15.720 per dolar AS.
(kunthi fahmar sandy)