Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat melemah pada perdagangan sepekan atau periode 11 sampai dengan 15 November 2024.
IHSG Sepekan Turun 1,73 Persen ke Level 7.161. (Foto: MNC Media)
IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat melemah pada perdagangan sepekan atau periode 11 sampai dengan 15 November 2024.
Berdasarkan data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG bergerak mengalami penurunan 1,73 persen menjadi berada pada posisi 7.161,258 7.287,191 pada pekan lalu.
Penurunan juga terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian bursa sebesar 1,77 persen menjadi 1,28 juta kali transaksi dari 1,30 juta kali transaksi pada pekan lalu. Adapun, pergerakan investor asing pada Jumat (15/11) kemarin mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp517,12 miliar dan sepanjang tahun 2024 investor asing mencatatkan nilai beli bersih Rp29,11 triliun.
“Selama sepekan pada periode 11—15 November 2024, data perdagangan saham ditutup bervariasi,” kata P.H. Sekretaris Perusahaan BEI, Aulia Noviana Utami Putri dalam siaran pers, dikutip Sabtu (16/11).
Sementara itu, kenaikan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian Bursa sebesar 48,51 persen menjadi 31,99 miliar lembar saham dari 21,54 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya. Peningkatan terjadi pula pada rata-rata nilai transaksi saham selama sepekan, yaitu mencapai 5,09 persen sebesar Rp12,28 triliun dari Rp11,67 triliun pada pekan sebelumnya.
Selama sepekan juga terdapat pencatatan tiga saham, 1 (satu) waran, dan 2 (dua) obligasi, serta peluncuran Single Stock Futures di PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Mengawali pekan pada Senin (11/11), pembukaan perdagangan BEI dilakukan oleh PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ) dalam rangka pencatatan perdana sahamnya di Papan Utama BEI.
“DAAZ menjadi perusahaan ke-37 yang tercatat di BEI pada tahun 2024. DAAZ bergerak pada sektor Barang Baku dengan sub industri Logam & Mineral Lainnya,” ujar Aulia.
Pada hari yang sama, PT OKI Pulp & Paper Mills secara resmi mencatatkan Obligasi Berkelanjutan I OKI Pulp & Paper Mills Tahap VI Tahun 2024 dan Obligasi USD Berkelanjutan I OKI Pulp & Paper Mills Tahap VI Tahun 2024 di BEI dengan nilai masing-masing sebesar Rp2,25 triliun dan USD9,21 juta.
Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) dan PT Kredit Rating Indonesia untuk masing-masing obligasi adalah idA+ (Single A Plus) dan irAA- (Double A Minus). PT Bank KB Bukopin Tbk bertindak sebagai Wali Amanat dalam penerbitan obligasi tersebut.
Pada hari berikutnya yakni Selasa (12/11), PT Newport Marine Services Tbk (BOAT) secara resmi mulai mencatatkan sahamnya di Papan Pengembangan BEI. BOAT menjadi perusahaan ke-38 yang tercatat di BEI pada tahun 2024.
BOAT bergerak di bidang perkapalan untuk kegiatan lepas pantai dengan fokus pada industri minyak dan gas bumi. BOAT masuk ke dalam sektor Energi dengan sub industri Jasa & Perlengkapan Minyak, Gas, & Batu Bara.
Pada Selasa juga, BEI menyelenggarakan Grand Launching produk derivatif baru, yaitu Kontrak Berjangka Saham (KBS) atau lebih dikenal dengan Single Stock Futures (SSF). SSF yang diluncurkan menggunakan anggota Indeks LQ45 sebagai konstituen underlying. Underlying SSF tersebut merupakan lima saham yang likuid dan memiliki fundamental baik, yaitu BBRI, BBCA, MDKA, TLKM, dan ASII.
Kemudian pada Rabu (13/11), pembukaan perdagangan BEI dilakukan oleh PT Adiwarna Anugerah Abadi Tbk (NAIK) dalam rangka pencatatan perdana saham di Papan Pengembangan BEI. NAIK menjadi perusahaan ke-39 yang tercatat di BEI pada tahun 2024.
NAIK merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan dan jasa sistem proteksi kebakaran yang masuk pada sektor Perindustrian dengan sub industri Perdagangan Aneka Barang Perindustrian. Selain saham, NAIK juga mencatatkan Warrant I dengan kode NAIK-W dengan exercise price senilai Rp135.
Lebih lanjut, total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2024 adalah 121 emisi dari 73 emiten senilai Rp112,13 triliun. Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 589 emisi dengan nilai outstanding Rp465,41 triliun dan USD86,02 juta, yang diterbitkan oleh 132 emiten.
Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 191 seri dengan nilai Rp6.035,71 triliun dan USD502,10 juta. Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak 8 emisi Efek Beragun Aset (EBA) dengan nilai Rp2,70 triliun.
(Dian Kusumo Hapsari)