Jakarta -
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan yang cukup dalam belakangan ini. Paling dalam pelemahan terjadi setelah adanya kebijakan Amerika Serikat (AS) yang mematok tarif tinggi untuk impor barang dari berbagai negara, Indonesia terkena tarif sampai 32%.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menilai apa yang terjadi di pasar saham saat ini hanya berupa sentimen sementara saja. Dia menilai pasar terlalu bereaksi berlebihan pada kondisi ekonomi yang ada.
Saat ini, Purbaya menilai IHSG telah jatuh jauh nilainya di bawah fundamental. Menurutnya, justru saat-saat ini seperti adalah waktu yang tepat untuk membeli saham. Karena harga saham sedang berada di level yang sangat murah dan peningkatan pasar akan terjadi dalam waktu dekat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang IHSG turun jauh di bawah fundamental, jadi kalau suka main saham, jangan lupa, sekarang good time to buy," tegas Purbaya dalam paparannya di Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden, di Menara Mandiri, Jakarta Selatan, Selasa (8/4/2025) kemarin.
Menurutnya, saat ini pasar modal akan segera membaik. Sebab secara historis IHSG akan mengikuti tren leading economic index (LEI). Bila LEI di Indonesia meningkat, maka IHSG juga akan meningkat. Sebaliknya bila LEI turun maka IHSG akan turun.
Indeks LEI sendiri menggambarkan kondisi ekonomi dalam 6 hingga 12 bulan ke depan, saat poinnya naik artinya ekonomi masih akan ekspansif. Dalam paparannya dijelaskan indeks LEI saat ini terus mengalami ekspansi sejak anjlok dalam pada 2020 karena krisis ekonomi yang disebabkan pandemi COVID-19.
LEI, dalam paparan Purbaya, nampak berada di titik terendah pada September 2020, saat itu LEI berada di bawah 100 poin. Sejak saat itu LEI terus naik dan per Maret 2025, LEI tercatat di rentang 150 poin lebih.
Nah apabila indeks LEI mengalami ekspansi tapi IHSG justru anjlok, Purbaya menilai ada sentimen negatif yang mengguncang pasar dan membuat reaksi yang berlebihan.
"Kalau diplot dengan IHSG, gerakannya searah, ketika merah (indeks LEI) jatuh, IHSG jatuh. Ketika leading naik, IHSG juga naik. Nah saat leading naik tapi IHSG turun, apa yang bisa ktia simpulkan? Kita bisa simpulkan market cuma over reacting," jelas Purbaya.
Lihat juga video: IHSG Setelah Libur Panjang Idul Fitri Langsung Anjlok 9%
(hal/rrd)