Jakarta -
Raksasa e-commerce asal Amerika Serikat (AS) akan memangkas sekitar 100 karyawan di divisi perangkat dan layanannya pada Rabu (14/5) kemarin. Pemutusan hubungan kerja (PHK) tersebut menyasar pada karyawan yang mengembangkan berbagai produk, seperti Kindle, asisten suara Alexa, hingga speaker Echo.
Melansir dari Reuters, Amazon membenarkan pemangkasan tersebut. Perusahaan mengatakan langkah ini merupakan bagian dari tinjauan bisnis yang dilakukan secara rutin. Selain itu, perusahaan menilai karyawan yang terkena PHK merupakan jumlah kecil dari total karyawan Amazon. Meski demikian, Juru Bicara Amazon enggan memberikan rincian tambahan tentang divisi mana dalam perangkat dan layanan yang terdampak.
"Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan kami untuk membuat tim dan program kami beroperasi lebih efisien, dan agar lebih selaras dengan peta jalan produk. Kami telah membuat keputusan sulit untuk menghilangkan sejumlah kecil peran," kata juru bicara tersebut, dikutip Kamis (15/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gelombang PHK di Amazon bukanlah pertama kali. Pada 2023, Amazon memangkas sejumlah pekerjaan yang berkaitan dengan Alexa. Beberapa bulan terakhir, Amazon juga telah melakukan pemangkasan kecil-kecilan di berbagai unit, termasuk podcast Wondery, toko, dan unit komunikasi.
Keputusan pemangkasan biaya ini ini dilakukan hampir tiga bulan setelah Amazon memperkenalkan perombakan besar pertamanya pada Alexa. CEO Amazon Andy Jassy berupaya mengurangi birokrasi berlebihan di perusahaan, termasuk rencana untuk mengurangi jumlah manajer.
Terbaru, Amazon, berencana menutup tujuh gudangnya yang terletak di Provinsi Quebec, Kanada. Akibatnya usaha milik konglomerat Jeff Bezos itu akan memberhentikan 1.700 karyawannya.
Melansir dari The Washington Post, Sabtu (25/1/2025), para karyawan terdampak akan menerima kompensasi 14 minggu gaji setelah penutupan. Sebagai pengganti, Amazon akan menggunakan jasa pihak ketiga seperti Intelcom Courrier Canada Inc.
Meski keputusan ini muncul setelah pembentukan serikat pekerja di salah satu gudang, Amazon membantah adanya kaitan dengan hal tersebut.
(kil/kil)