Empat Saham Bank Raksasa Kembali Terimbas Aksi Jual Asing

1 month ago 14

Aksi jual investor asing terus berlanjut selama pekan ini, turut menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di tengah lesunya saham-saham penopang.

 Freepik)

Empat Saham Bank Raksasa Kembali Terimbas Aksi Jual Asing. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Aksi jual investor asing terus berlanjut selama pekan ini, turut menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di tengah lesunya saham-saham penopang, terutama empat bank utama.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup turun 0,74 persen ke 7.161,26 pada Jumat (15/11/2024).

IHSG melemah sebanyak 4 kali dan hanya sekali menguat selama pekan ini, di tengah keluarnya arus modal asing, dengan nilai jual bersih (net sell) Rp6,15 triliun di pasar reguler dalam sepekan.

Saham bank-bank raksasa kembali menjadi incaran utama aksi jual asing, melanjutkan tren sejak pekan sebelumnya.

Saham bank BUMN PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mengalami net sell asing terbesar, senilai Rp1,8 triliun dalam sepekan ini. Harga saham BBRI terkoreksi 1,11 persen.

Demikian pula, saham emiten dengan kapitalisasi pasar (market cap) terbesar saat ini, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), mencatatkan net sell asing hingga Rp1,2 triliun.

Kemudian, saham bank pelat merah lainnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), masing-masing membukukan net sell Rp784,9 miliar dan Rp334,5 miliar.

IHSG kembali lesu di pekan ini, terus berada dalam downtrend sejak akhir Oktober 2024.

Pada Rabu (6/11) dan Kamis (7/11) pekan lalu, IHSG masing-masing sempat turun signifikan 1,44 persen dan 1,90 persen, terimbas kabar politik dari Negeri Paman Sam.

Kemenangan Donald Trump di pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) pada Rabu (6/11) pekan lalu dikhawatirkan menggencarkan kebijakan yang menekan negara Asia, termasuk Indonesia. 

Menurut catatan Reuters, Kamis (7/11) lalu, Trump telah berjanji akan menerapkan tarif baru yang kemungkinan besar akan signifikan pada berbagai barang dari negara-negara seperti China dan Meksiko.

Tarif ini kemungkinan akan mendorong inflasi dan, pada gilirannya, memperkuat dolar AS serta memperlambat pelonggaran kebijakan Federal Reserve (The Fed).

Hal tersebut pada gilirannya berpotensi menarik dana keluar dari pasar negara berkembang, seperti yang telah terjadi akibat penguatan dolar AS.

Kabar pemangkasan bobot pasar saham RI di indeks favorit asing MSCI dalam laporan Greed and Fear yang dirilis perusahaan jasa keuangan Jefferies turut menekan IHSG.

Kendati dalam jangka pendek saham-saham perbankan mengalami guncangan, efek kekhawatiran investor terhadap kebijakan Trump nantinya, emiten tersebut dinilai masih memiliki prospek yang cerah ke depannya.

Laporan kinerja kuartal III-2024 dari sejumlah bank yang dipantau DBS Group Research menunjukkan hasil yang umumnya sesuai ekspektasi.

Menurut riset DBS yang terbit pada 4 November 2024, BBRI sedikit mengungguli perkiraan analis berkat pemulihan kinerja keuangan yang lebih tinggi dari yang diharapkan.

Analis DBS menjelaskan, pertumbuhan laba perbankan di kuartal III-2024 didorong oleh peningkatan penyaluran kredit yang kuat, meski dihadapkan pada tekanan biaya dana (cost of funds/CoF).

Beberapa bank juga berhasil menjaga biaya kredit pada level yang rendah. DBS memperkirakan tren positif ini akan berlanjut pada kuartal IV-2024, seiring dengan proyeksi pertumbuhan kredit yang kuat. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |