Achmad Al Fiqri , Jurnalis-Selasa, 12 November 2024 |21:15 WIB
Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal (foto: Okezone/Afif Julianto)
JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal mendorong pembenahan permukiman padat penduduk yang kumuh demi meningkatkan taraf hidup masyarakat. Termasuk permukiman padat di Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat (Jakpus) yang kondisinya sangat memprihatinkan.
“Di tengah megahnya pembangunan infrastruktur di Jakarta, memang menjadi sebuah keprihatinan masih banyak permukiman padat penduduk yang kondisinya cukup miris. Ini menjadi paradoks,” kata Cucun Ahmad Syamsurijal, Selasa (12/11/2024).
Baru-baru ini viral sebuah ulasan tentang kondisi masyarakat yang tinggal di kawasan padat dan kumuh. Tepatnya di Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakpus. Ironinya, lokasi permukiman ini tidak jauh dari Istana Kepresidenan yakni hanya sekitar 1 kilometer saja jaraknya.
Dalam Jurnal yang diterbitkan Universitas Persada Indonesia (UPI) Yayasan Administrasi Indonesia (YAI), diketahui terdapat 14 RW di Kelurahan Tanah Tinggi yang terdiri dari 195 Rukun Tetangga (RT). Total jumlah penduduknya ada 37.427 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 14.182 untuk tahun 2022.
Laporan yang sama juga menyampaikan sebanyak 10 RW teridentifikasi kawasan kumuh ringan berada di lahan pemukiman seluas 41.8 hektar. Sedangkan 4 RW yang terindikasi bukan kawasan kumuh berada di luas total permukaan 20.49 hektar.
Di wilayah ini, masih ada beberapa rumah yang ukurannya sangat kecil layaknya kamar kosan tapi dihuni banyak orang. Salah satu yang viral adalah rumah Nenek Hasna yang hanya seluas 2x3 meter namun dihuni oleh 13 orang termasuk anak, cucu, dan cicitnya. Untuk tidur, keluarga Nenek Hasna harus saling meringkuk bahkan menerapkan sistem shift-shiftan setiap harinya.
Selain rumah-rumah yang berhimpitan di gang-gang sempit, permukiman seperti ini juga minim terhadap akses fasilitas dasar seperti kamar mandi layak. Sebagian besar rumah di kawasan Tanah Tinggi ini diketahui tidak memiliki kamar mandi, sehingga warga harus menggunakan WC umum dengan biaya Rp2. ribu per penggunaan.
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya