Jakarta -
China tengah mengkaji kemungkinan perundingan dengan Amerika Serikat (AS) terkait tarif resiprokal. Ini menjadi pintu negosiasi bagi kedua negara sejak Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif impor tinggi.
Dalam sebuah pernyataan, Juru Bicara (Jubir) Kementerian Perdagangan China menyampaikan AS telah mengajukan proposal negosiasi ke China dan berharap dapat merundingkan hal tersebut.
"AS baru-baru ini telah mengirim beberapa pesan ke China melalui pihak-pihak terkait, dengan harapan dapat memulai pembicaraan dengan China. China saat ini sedang mengkaji hal ini," kata Jubir dikutip dari CNN International, Jumat (2/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan tersebut menjadi tanda melunaknya sikap China yang selama ini menantang AS. Meski begitu, China menegaskan negosiasi apapun dibutuhkan beberapa syarat yang harus dipenuhi.
Sebagai syarat negosiasi, China meminta AS untuk menunjukkan ketulusan serta membatalkan kenaikan tarif impor tersebut.
"Tarif dan perang dagang diprakarsai secara sepihak oleh AS, dan jika ingin bernegosiasi, AS harus menunjukkan ketulusan yang tulus, termasuk bersiap untuk memperbaiki kesalahannya dan membatalkan kenaikan tarif sepihaknya," tegas Jubir Kemendag China.
Dia menegaskan sikap China tetap konsisten seperti sebelumnya. Apabila AS ingin melakukan negosiasi, China tetap terbuka. "Posisi China tetap konsisten. Jika ini adalah pertarungan, kami akan menyelesaikannya sampai akhir. Jika ini hanya sekadar pembicaraan, pintunya terbuka," terangnya.
Tarif Trump telah berdampak besar pada ekonomi China yang bergantung pada ekspor dan manufaktur. Hal ini ditandai dengan penghentian pesanan serta produksi pabrik di sana. Negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu melaporkan pada Rabu lalu, bahwa aktivitas pabrik mengalami kontraksi pada bulan April.
Menurut National Retail Federation, impor ke Amerika Serikat pada paruh kedua tahun 2025 diperkirakan akan turun setidaknya 20% dari tahun ke tahun. Bahkan JP Morgan memperkirakan penurunan impor dari China sebesar 75% hingga 80%.
Di sisi lain, sejak seminggu lalu, Trump telah berulang kali mengatakan pihaknya tengah berunding dengan pejabat China untuk mencapai kesepakatan perdagangan. Namun, selalu dibantah China setiap kali.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan tarif Trump telah berdampak pada ekonomi China dengan menyebabkan hilangnya lapangan kerja. Dia menilai China sangat ingin berunding dengan AS.
"China berusaha menghubungi. Mereka ingin bertemu, mereka ingin berunding. Perundingan dagang akan segera dimulai," katanya dalam sebuah wawancara dengan Fox News, Kamis lalu.
(acd/acd)