Bursa saham Asia cenderung melemah pada perdagangan Rabu (16/10/2024), terimbas laporan laba yang mengecewakan dari perusahaan teknologi terbesar di Eropa, ASML
Bursa Asia Melemah Tersengat Koreksi Saham Chip, Pasar Fokus ke China. (Foto: Reuters)
IDXChannel – Bursa saham Asia cenderung melemah pada perdagangan Rabu (16/10/2024), terimbas laporan laba yang mengecewakan dari perusahaan teknologi terbesar di Eropa, ASML, yang menekan saham-saham chip di seluruh dunia.
Sementara, ekspektasi bahwa Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) akan mengambil jalur pemangkasan suku bunga yang moderat mengangkat nilai dolar.
Menurut data pasar, pukul 09.38 WIB, Indeks saham Korea Selatan (KOSPI) yang didominasi teknologi, KOSPI, turun 0,79 persen, sementara saham-saham chip memimpin penurunan indeks Nikkei Jepang sebesar 2,05 persen.
Saham Taiwan juga turun 0,92 persen. Ini membuat indeks saham terluas Asia-Pasifik di luar Jepang turun 0,32 persen, dan ASX 200 Australia terkoreksi 0,19 persen.
Selain itu, Hang Seng Index Hong Kong juga turun 0,06 persen, CSI 300 China berkurang 0,85 persen.
Berbeda, Shanghai Composite menguat 0,09 persen dan Straits Times Index Singapura naik 0,37 persen.
Selain itu, laporan laba yang lesu dari raksasa barang mewah Prancis, LVMH, menunjukkan permintaan barang mewah di China memburuk, meredam optimisme terhadap China yang sempat dipicu oleh langkah-langkah stimulus.
Analis pasar senior di City Index Matt Simpson mengatakan investor mungkin mulai mempertanyakan seberapa besar mereka ingin terpapar risiko, mengingat ada berbagai risiko dan pemilihan presiden AS yang semakin dekat pada 5 November.
"Saya memperkirakan investor akan semakin cemas saat mendekati 5 November, dan akan cenderung mengambil keuntungan di level yang dianggap terlalu tinggi," katanya.
ASML, yang memiliki pelanggan seperti pembuat chip kecerdasan buatan (AI) TSMC, Intel, Samsung, serta spesialis chip memori Micron dan SK Hynix, memproyeksikan penjualan pada 2025 lebih rendah dari yang diharapkan.
Produsen peralatan chip asal Belanda itu mengatakan meskipun ada lonjakan permintaan chip terkait AI, bagian lain dari pasar semikonduktor tetap lebih lemah dari perkiraan, menyebabkan kehati-hatian di kalangan pelanggan.
"Angka ASML tidak bagus dan mengindikasikan bahwa pasar chip semikonduktor di luar AI tidak sepenuhnya sehat," kata CIO di Vantage Point Asset Management di Singapura Nick Ferres.
Laporan Bloomberg News bahwa pejabat AS mempertimbangkan pembatasan lisensi ekspor chip AI ke negara-negara tertentu juga membebani sentimen pasar.
Fokus investor kini tertuju pada konferensi pers yang akan digelar Kamis ini, di mana China akan membahas upaya mempromosikan perkembangan sektor properti yang stabil dan sehat.
"Kami percaya investor harus melihat pengumuman kebijakan sejak 24 September sebagai rencana terpadu, bukan pesan terpisah-pisah - perubahan kebijakan tampaknya akan berlanjut," kata ahli strategi di HSBC, Steven Sun, dalam laporannya.
Di sisi makro, perhatian investor tetap tertuju pada suku bunga AS dan ekspektasi pemotongan suku bunga yang berubah-ubah setelah data menunjukkan ekonomi AS tetap tangguh dan inflasi sedikit meningkat.
Hal ini membuat pelaku pasar ragu-ragu mengenai seberapa besar pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat, dengan pasar memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 46 basis poin tahun ini. The Fed memulai siklus pemotongannya dengan penurunan agresif sebesar 50 basis poin pada September.
Pasar memberi peluang 96 persen akan ada pemotongan suku bunga 25 basis poin dari The Fed bulan depan, menurut alat CME FedWatch, dibandingkan dengan 50 persen sebulan lalu ketika investor masih mempertimbangkan pemotongan 50 basis poin dari bank sentral AS.
Akibatnya, dolar AS melonjak dalam beberapa pekan terakhir, dengan indeks dolar AS (DXY), yang mengukur nilai dolar terhadap mata uang utama lainnya, berada di 103,24, mendekati level tertinggi sejak awal Agustus. (Aldo Fernando)