Badan Bank Tanah membidik landbank baru sebanyak 140 ribu ha pada 2025 sehingga totalnya bisa di atas 170 ribu ha.
Badan Bank Tanah membidik landbank baru sebanyak 140 ribu ha pada 2025 sehingga totalnya bisa di atas 170 ribu ha. (Foto: MNC Media)
IDXChannel - Badan Bank Tanah (BBT) membidik cadangan lahan (landbank) baru sebanyak 140 ribu hektare (ha) pada 2025 seiring rencana badan memperkuat posisinya sebagai pengelola tanah negara.
BBT menambah landbank sebanyak 14.637,2 ha sepanjang 2024, melonjak hampir dua kali lipat bila dibandingkan penambahan landbank di 2023. Dengan tambahan landbank baru ini, maka total lahan yang dimiliki oleh badan yang beroperasi pada Januari 2022 ini mencapai 33.115,6 ha.
Kepala BBT, Parman Nataatmadja mengatakan, kinerja positif pada tahun lalu tersebut tak lepas dari dukungan para pemangku kepentingan (stakeholders), khususnya Kementerian ATR/BPN, pemerintah daerah (pemda), dan masyarakat.
"Alhamdulillah tahun lalu kami berhasil mencatatkan perolehan terbesar sejak Badan Bank Tanah berdiri. Kami berkomitmen tanah-tanah yang kami peroleh, akan kami kelola dengan sebaik-baiknya dalam rangka mewujudkan ekonomi berkeadilan di Indonesia," katanya dalam Media Gathering "Kinerja 2004 dan Outlook 2025" di Bandung, Jawa Barat, Jumat (17/1/2025).
Deputi Bidang Perencanaan Strategis dan Pengadaan Tanah BBT, Perdananto Ariwibowo menambahkan, pada 2024, Badan memperoleh lahan dari berbagai sumber mulai dari tanah bekas hak, tanah bekas tambang, hingga tanah telantar.
Untuk tahun ini, kata Ari, BBT membidik tambahan landbank sangat agresif hingga 140 ribu ha atau sepuluh kali lipat dari penambahan pada 2024. Dengan begitu, pada akhir 2025 diharapkan total landbank BBT bisa di atas 170 ribu ha.
"Kita harus punya target yang lebih besar, karena kami berperan strategis untuk kesejahteraan masyarakat dan ekonomi berkeadilan. Semakin banyak tanah kita, maka semakin bagus," katanya.
Ari mengungkapkan, BBT menetapkan target ambisius itu dengan perencanaan yang matang. Seluruh lahan yang potensial telah dipetakan sehingga nantinya bisa dimiliki BBT.
"Iya, sebagian besar tanah (tambahan 2025) dari pelepasan hak," ujar Ari.
Deputi Bidang Pemanfaatan Tanah dan Kerja Sama Usaha BBT, Hakiki Sudrajat mengatakan, hingga akhir 2024, Badan telah memanfaatkan hampir 30 persen dari landbank yang tersedia. Peruntukan lahan tersebut cukup beragam mulai dari kepentingan umum hingga perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Menurut Hakiki, sejauh ini lahan yang dimiliki BBT tersebar di daerah-daerah yang minim kawasan penduduk karena sebagian besar merupakan tanah bekas hak, terutama Hak Guna Usaha (HGU) dan Izin Usaha Pertambangan (IUP). Dari total landbank lebih dari 33 ribu ha, sekitar 60 persen lebih cocok digunakan untuk program swasembada pangan dalam kaitannya dengan fungsi mendukung pembangunan nasional dan reforma agraria.
Sebagai informasi, BBT saat ini menguasai 33.115,6 ha yang tersebar di 45 kabupaten/kota di Indonesia. Berdasarkan data, landbank terbesar yang dikuasai BBT berada di Luwu Utara (4.960 ha), Penajam Paser Utara (4.162 ha), Hulu Sungai Selatan (2.801 ha), Bangka (1.820 ha), dan Tapanuli Selatan (1.410 ha).
(Rahmat Fiansyah)