Jakarta -
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie bersama sejumlah anggota kadin lainnya akan bertolak ke Amerika Serikat (AS) pada Sabtu (26/4) besok untuk mengikuti beberapa kegiatan.
Pria yang akrab disapa Anin tersebut mengatakan secara umum terdapat tiga agenda selama di AS yakni konferensi terkait transisi energi di New York, lalu bertemu dengan Kamar Dagang AS atau U.S. Chamber of Commerce di Washington DC, dan terakhir seminar bidang keuangan di Los Angeles.
"Besok malam, kami akan berangkat ke Amerika. Di Amerika ini kami punya tiga agenda secara umum, yang pertama di New York, kami akan fokus ke konferensi mengenai transisi energi. Lalu, setelah itu ke Washington DC, ketemu mitra kami, U.S. Chamber of Commerce," kata Anin dalam seminar Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) di Menara Kadin Jakarta, Jumat (25/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam hal ini, Anin lebih menekankan pada rencana pertemuan antara pengurus Kadin RI dengan Kadin AS. Sebab di pertemuan itu perwakilan para pengusaha kedua tersebut berencana menjadi kerja sama, khususnya dalam hal ekspor-impor, yang lebih dalam untuk mengatasi tarif resiprokal Presiden Donald Trump.
"Tapi mungkin saya ingin fokus untuk yang porsi di Washington DC ini, ketemu dengan U.S. Chamber of Commerce. Tujuan kami adalah mencari lawan main. Jadi, kami tentu mendukung pemerintah dengan upaya yang negosiasi," ucapnya.
Ia menjelaskan dari sudut pandang Kadin RI pertemuan ini bertujuan untuk membuka akses lebih terhadap produk-produk asal Indonesia ke AS, seiring proses negosiasi pemerintahan kedua negara berlangsung.
"Jadi tugas kami ialah memikirkan bagaimana menjemput bola untuk ekspor yang sama tapi lebih contohnya, elektronik, garment, dan alas kaki. Tapi tidak ingin stop di situ saja, kami juga ingin mencari produk-produk lain," paparnya.
"Contohnya kemarin Senin kami ke NTT, ke Kupang, kita lihat mereka juga aktif sekali untuk daun kelora. Tapi di sana juga perikanannya maju. Jadi tidak perlu lagi kita berpikir untuk baby lobster jadi lobster besar lewat Vietnam kirim ke Amerika, bisa langsung. Bahkan siapa tahu bisa masuk kepada investasi di sana untuk packaging, contohnya begitu," terang Anin lagi.
Sementara dari sudut pandang Kadin AS, para pengusaha Negeri Paman Sam juga ingin meningkatkan nilai ekspor mereka ke Indonesia. Di mana menurutnya salah satu yang sudah menunjukkan minatnya untuk menambah jumlah ekspor AS ke Indonesia ada dari sektor produksi kapas untuk industri tekstil dan produk tekstil (TPT).
"Sebaliknya dari sisi Amerika, pasti mereka akan lihat selain daripada migas, mungkin pesawat, kedelai, gandum, lalu kapas, pasti mereka ingin menunggu isilahnya durian runtuh," jelas Anin.
"Kita lagi asik berbicara sekarang, ternyata dua hari yang lalu, U.S. Cotton sudah di sini. Mereka sudah ingin menanyakan bagaimana kapasnya bisa dipakai lebih supaya nanti garment kita kalau masuk ke Amerika, siapa tahu, tarifnya rendah bahkan 0%. Jadi yang berpikir seperti ini bukan kita saja," sambungnya.
(fdl/fdl)