Arief Setyadi , Jurnalis-Jum'at, 29 November 2024 |07:03 WIB
Bangunan di Ukraina rusak setelah serangan Rusia (Foto: Reuters)
JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan 100 drone dan 90 rudal diluncurkan ke Ukraina selama dua hari terakhir. Serangan tersebut merupakan respons terhadap serangan di Rusia.
Putin berpidato di pertemuan aliansi keamanan negara-negara bekas Soviet di ibu kota Kazakhstan, Astana, pada Kamis 28 November 2024, setelah Ukraina mengatakan rudal Rusia menargetkan infrastruktur listriknya. Dia juga membahas penggunaan rudal balistik jarak menengah Oreshnik oleh Rusia pekan lalu di kota Dnipro, Ukraina.
Putin mengatakan, pada pertemuan puncak Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) bahwa Rusia telah memulai produksi serial senjata berkemampuan nuklir, dan Kementerian Pertahanan saat ini sedang memilih lebih banyak target di Ukraina untuk serangan dengan rudal baru tersebut.
Sasaran tersebut dapat mencakup “pusat pengambilan keputusan” di Kyiv sebagai respons terhadap serangan jarak jauh Ukraina di wilayah Rusia dengan senjata Barat, tambahnya, dikutip Aljazeera. Jika Oreshnik digunakan secara besar-besaran, kekuatan serangannya “akan sebanding dengan senjata nuklir," ancam Putin.
Menteri Energi Ukraina German Galushchenko mengatakan pada Kamis bahwa infrastruktur listrik di negaranya berada “di bawah serangan musuh besar-besaran” yang mendorong operator jaringan listrik nasional untuk melakukan pemadaman listrik darurat di tengah suhu yang sangat dingin.
Presiden Volodymyr Zelenskyy menyebut serangan itu sebagai “eskalasi tercela” dan menuduh Rusia menggunakan bom tandan. “Di beberapa daerah, tercatat serangan dengan munisi tandan, dan menargetkan infrastruktur sipil,” katanya dalam postingan di Telegram. “Ini adalah peningkatan taktik teroris Rusia yang sangat keji.”
Dia mengatakan, Ukraina membutuhkan lebih banyak sistem pertahanan udara Barat “saat ini” untuk melindungi diri dari serangan Rusia. “Ini sangat penting di musim dingin ketika kita harus melindungi infrastruktur kita dari serangan yang ditargetkan oleh Rusia,” tambah Zelenskyy.
Munisi tandan telah membunuh atau melukai lebih dari 1.000 orang di Ukraina sejak Rusia melancarkan perang habis-habisan pada Februari 2022, kata Koalisi Munisi Tandan (CMC) dalam laporan tahunannya pada bulan September.
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya