REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andi Amran Sulaiman mengatakan langkah stabilisasi harga telur ditempuh melalui penetapan formula jagung pakan dan penguatan koordinasi dengan pelaku usaha. Ia menyampaikan hal itu setelah menerima perintah langsung dari Presiden Prabowo Subianto untuk memastikan harga tetap terkendali dan pasokan aman.
Pada Rabu (19/11/2025), Amran memimpin rapat bersama Pinsar Petelur Nasional di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta. Pertemuan digelar untuk merespons keresahan peternak unggas akibat kenaikan harga jagung dan fluktuasi harga telur yang memengaruhi biaya produksi serta margin usaha.
“Alhamdulillah hari ini kita rapat bersama Pinsar Petelur Nasional. Kita sudah mengambil keputusan strategis dan para pengusaha telur sepakat ikut arahan pemerintah,” kata tokoh yang juga bertugas sebagai Menteri Pertanian itu, dikutip Kamis (20/11/2025).
Setelah pertemuan itu, Amran menegaskan HPP jagung di tingkat petani dipatok Rp5.500 per kg untuk kadar air 18–20 persen. Ia menjelaskan adanya ruang penyesuaian kecil dan estimasi HET jagung untuk peternak di kisaran Rp7.000 per kg yang akan segera dituangkan dalam izin resmi. Kebijakan tersebut menjadi turunan dari Keputusan Kepala Bapanas Nomor 216 Tahun 2025 dan Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2025.
Pada tingkat teknis, HPP jagung dengan kadar air lebih rendah yang diserahkan ke gudang Bulog ditetapkan Rp6.400 per kg. Pemerintah juga memberlakukan HAP yang mengacu pada Peraturan Bapanas Nomor 6 Tahun 2024, dengan rentang HAP produsen jagung pipilan Rp4.200–Rp5.000 per kg dan HAP konsumen di Rp5.800 per kg. Penyesuaian formula ini diharapkan memberi kepastian biaya bagi peternak sekaligus menjaga insentif petani dalam meningkatkan kualitas jagung.
Dalam penanganan harga telur, Amran menekankan arahan Presiden agar kuantitas untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) mencukupi dan harga tidak melampaui tingkat batas yang disepakati. Ia menyebut kondisi pasar masih relatif terkendali karena ketersediaan produksi dan distribusi berjalan baik.
“Ini adalah perintah Bapak Presiden. Kuantumnya cukup untuk MBG dan harga jangan melewati HET,” ujar Kepala Bapanas.
Amran juga menyinggung pergerakan harga DOC yang turun dari Rp14.000 menjadi Rp11.500 sebagai sinyal positif bagi penurunan harga telur dalam waktu dekat. Ia menekankan perlunya menutup ruang bagi middleman yang mempermainkan pasokan di daerah seperti Papua dan Maluku, yang masih mencatat harga di atas HAP konsumen. Pengawasan rantai pasok ditugaskan berjalan bersama Satgas Pangan Polri.
Pemantauan Panel Harga Pangan mencatat harga nasional telur ayam ras per 18 November berada pada rata-rata Rp30.621 per kg. Sebanyak 265 kabupaten/kota berada di bawah HAP konsumen, sementara 177 wilayah masih berada di atasnya, terutama di Indonesia Timur. Data BPS turut menunjukkan indeks harga peternak unggas Oktober 2025 berada di level 126,61, tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Dalam kaitannya dengan MBG, Amran memproyeksikan kebutuhan tambahan telur sekitar 700 ribu ton dan kebutuhan daging ayam 1,1 juta ton masih dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Neraca pangan Bapanas mengestimasi produksi telur ayam ras setahun mencapai 6,531 juta ton dengan konsumsi reguler 6,359 juta ton, sedangkan produksi daging ayam ras diperkirakan 4,275 juta ton dengan konsumsi 3,917 juta ton.
“Berikutnya adalah mereka bersedia menyiapkan telur untuk MBG dan cukup. Mereka sepakat meningkatkan produksi dan harga kita jaga,” ujarnya.
Ketua Umum Pinsar Petelur Nasional Yudianto Yosgiarso menilai pemerintah telah menunjukkan perhatian serius terhadap peternak unggas, terutama melalui penyaluran jagung pakan program SPHP dari Bulog. Program tersebut mengalirkan 51,2 ribu ton jagung kepada 3.578 peternak di 17 provinsi dengan harga Rp5.000 per kg di gudang Bulog dan maksimal Rp5.500 per kg di tingkat peternak.
Kebijakan penyesuaian jagung dan pengawasan harga telur dirancang untuk memastikan keberlanjutan usaha peternak serta menjaga kendali harga di konsumen. Langkah tersebut diharapkan memperkuat struktur biaya, menjamin pasokan, dan menjaga stabilitas pangan nasional dalam jangka panjang.
.png)
3 hours ago
4

















































