Syifa Fauziah , Jurnalis-Selasa, 12 November 2024 |11:03 WIB
Foto: Freepik
HFMD adalah Hand, Foot, and Mouth Disease atau yang selama ini disalahpahami sebagai penyakit Flu Singapura. Penyakit ini disebabkan oleh virus EV71 atau Enterovirus 71 yang sering menyerang anak-anak usia 5-10 tahun dan sangat menular.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dilaporkan kenaikan kasus HFMD di seluruh provinsi pada awal 2024 yaitu sebanyak 6.500 kasus. Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) menunjukkan tahun 2024 terdapat 27.417 kasus suspek HFMD.
Berdasarkan data tersebut, sebagian besar kasus HFMD terjadi pada anak-anak dan beberapa pada orang dewasa. Sedangkan pada tahun 2023, berdasarkan data terdapat sebanyak 11.651 kasus suspek HFMD, dan 8.125 kasus pada tahun 2022 di Indonesia.
Ketua Tim Kerja ISPA Kementerian Kesehatan, dr. Nani Rizkiyati, M. Kes menjelaskan kasus terbanyak terjadi pada awal 2024, di Pulau Jawa, terutama Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Banten. Penularan HFMD juga terjadi di Jakarta, Kalimantan, dan Bali.
“Mobilitas tinggi, dalam hal ini pergerakan manusia selama mudik Lebaran dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan turut meningkatkan risiko penularan HFMD, terutama di kalangan bayi dan balita,” kata Nani Rizkiyati saat ditemui dalam acara Media & Community Gathering - Stop the Spread: Lindungi Buah Hati dari EV71, Penyebab Hand, Foot, and Mouth Disease yang diselenggarakan oleh PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui anak usahanya, PT Kalventis Sinergi Farma (Kalventis), baru-baru ini.
Dokter Spesialis Anak, dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp.A menjelaskan usia yang paling sering terkena HFMD ialah anak-anak di bawah 10 tahun, dan insiden tertinggi terjadi pada anak di bawah usia 3 tahun.
“Orang dewasa bisa terkena HFMD, namun kasus ini jarang terjadi dibandingkan pada anak-anak,” jelas dr Kanya.
Gejala HMDF
Dokter Kanya menambahkan ada sejumlah gejala yang perlu diwaspadai orang tua terkait risiko HFMD. Salah satunya, demam dengan suhu lebih dari 39oC dan berlangsung hingga tiga hari.
Kemudian, apabila sariawan yang timbul di membran mukosa mulut disertai dengan nyeri menelan (faringitis) sampai menimbulkan tidak nafsu makan/minum dan berujung ke kondisi tubuh anak lemas.
Apabila kondisi memburuk, gejala HFMD dapat menyebabkan komplikasi, paling sering komplikasi karena sulit atau nyeri saat menelan karena sariawan yang menyebabkan dehidrasi sedang hingga berat, dan meningitis aseptik atau ensefalitis hingga dapat mengancam jiwa.
“Penyebaran HFMD dapat melalui droplet atau percikan air liur dari batuk, bersin, kontak tidak langsung dari menyentuh barang yang terkontaminasi, bisa juga dari makanan atau foodborne, atau kontak langsung dengan penderita HFMD,” jelas dr Kanya.
Penyebaran HFMD
Penyebaran virus EV71 yang menyebabkan HFMD di suatu daerah berhubungan dengan kebersihan dan sanitasi. Maka dari itu, salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan ialah mencuci tangan, terutama sebelum menyiapkan makanan, setelah mengganti popok, dan setelah menggunakan toilet.
“Perlu juga membersihkan permukaan, barang, dan mainan dengan sabun dan air, kemudian melakukan desinfeksi. Untuk barang-barang yang sulit dibersihkan atau resisten terhadap alkohol, dapat menggunakan klorheksidin atau 0,5% hipoklorit,” paparnya.
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita health lainnya