Jakarta -
Investor ternama dan penulis buku "Rich Dad Poor Dad", Robert Kiyosaki, kembali membagikan sejumlah nasihat keuangan khususnya untuk masyarakat kelompok kelas menengah agar dapat semakin tajir atau mencapai kebebasan finansial.
Melansir dari media keuangan Go Banking Rates, Rabu (9/4/2025), berikut 3 nasihat untuk kelas menengah agar cepat tajir.
1. Jangan Kerja untuk Uang
Mayoritas masyarakat kelas menengah meyakini bahwa kerja keras adalah jalan utama menuju kekayaan. Dengan bekerja keras, mereka percaya akan mendapatkan cukup uang untuk menjadi kaya, lalu duduk santai dan menikmati hasil jerih payah mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Kiyosaki menantang paradigma tersebut dengan menekankan bahwa uang bukanlah tujuan akhir, melainkan alat yang seharusnya digunakan untuk menciptakan kebebasan finansial. Yakni dengan membangun aset.
"Dorongan Kiyosaki untuk membangun aset, bukan sekadar pendapatan, adalah pergeseran pola pikir yang harus diadopsi kelas menengah jika ingin meraih kemerdekaan finansial sejati," kata CEO dan pendiri Real Entrepreneur Women, Sophie Musumeci.
2. Rumah Bukanlah Aset
Rumah seringkali dianggap sebagai aset berharga. Sebab ketika seseorang membeli rumah, ia tidak hanya membeli tempat untuk tinggal namun juga berinvestasi pada properti untuk meningkatkan kekayaan.
Namun menurut Kiyosaki anggapan ini tidaklah akurat. Karena rumah yang tidak menghasilkan pendapatan alias hanya digunakan untuk tinggal tidak dianggapnya sebagai aset, melainkan liabilitas alias kewajiban keuangan yang harus dilunasi.
Sebab pada kenyataannya untuk memiliki rumah, kelas menengah harus melakukan pinjaman ke bank dan membayar cicilan secara rutin. Menurutnya kondisi ini membuat uang tersebut justru mengalir ke bank tanpa ada arus balik.
Pandangan ini mendorong masyarakat untuk lebih bijak dalam memahami perbedaan antara investasi produktif dan beban finansial.
3. Tidak Semua Strategi Keuangan Cocok untuk Diri Sendiri
Menurut Kiyosaki sala satu alasan orang kaya makin kaya, orang miskin semakin miskin, dan kelas menengah terjebak dalam utang adalah karena menggunakan strategi keuangan yang dipelajari dengan tidak tepat.
Salah satu diantaranya adalah terkait cara mengelola utang agar menjadi produktif dan memberi nilai tambah. Meski ide debt leverage atau memanfaatkan utang dapat mempercepat pertumbuhan kekayaan memiliki dasar, penerapannya tidak cocok untuk semua orang.
Hal ini menjadi penting untuk diperhatikan terutama untuk mereka yang tengah membangun stabilitas keuangan atau memulai dari nol di usia matang. Sebab mereka tidak berada dalam posisi aman untuk mengambil risiko besar.
Lihat juga video: 9 Juta Lebih Kelas Menengah Jatuh Miskin. Apa Efeknya Bagi Negara?
(igo/fdl)