JAKARTA, iNews.id - Khutbah Idul Fitri terbaik sepanjang masa berikut ini dapat dijadikan sebagai bahan introspeksi diri di hari kemenangan. Dalam hitungan hari Kalender Hijriah akan berganti menjadi Syawal.
Bulan tersebut merupakan momen di mana umat Muslim bersukacita atas kemenangan setelah berpuasa sebulan penuh.
Baca Juga
Doa Zikir Malam Lebaran Idul Fitri, Lengkap dengan Arab, Latin dan Artinya
Adapun khutbah Idul Fitri biasanya berisikan pesan ketakwaan, persaudaraan, dan keikhlasan dalam hidup.
Melansir berbagai sumber, Sabtu (29/3/2025), berikut ini khutbah Idul Fitri sepanjang masa yang bisa dijadikan sebagai referensi.

Baca Juga
Khutbah Idul Fitri 2025 Sedih, Membuat Jamaah Berderai Air Mata
Khutbah Idul Fitri Terbaik Sepanjang Masa
1. Judul: Memaknai Hari Kemenangan yang Sesungguhnya
اللَّه أَكْبَرُ ٣×. اللَّه أَكْبَرُ ٣×. أَكْبَرُاللهُ أ٣×. اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ. وَاللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدَ اْلفِطْرِ بَعْدَ صِياَمِ رَمَضَانَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ اْلعَظِيْمُ اْلاَكْبَرْ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الشَّافِعُ فِي الْمَحْشَرْ. نَبِيٌّ قَدْ غَفَرَ اللهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ. اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ أَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرْ
Baca Juga
Khutbah Idul Fitri 2025 Menyentuh Hati: Membuka Pintu Maaf, Pererat Ukhuwah
فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قالَ اللهُ تَعَالىَ فِيْ كِتَابِهِ الكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Baca Juga
Khutbah Jumat Akhir Ramadhan Singkat Terbaru Menyentuh Hati, Lengkap Doa Penutup
Hari ini kita merayakan Idulfitri, hari kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa. Namun, kemenangan yang sejati bukan sekadar menyelesaikan ibadah puasa, melainkan sejauh mana kita dapat mempertahankan ketakwaan yang telah kita bangun.
Allah Swt. berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah ayat 183)
Dari sana, kita tahu bahwa kemenangan sejati adalah keberhasilan dalam mempertahankan nilai-nilai ketakwaan, bukan sekadar euphoria perayaan. Idulfitri bukan akhir perjuangan, tetapi awal dari penerapan kesalehan yang telah dilatih selama Ramadan.
Puasa Ramadan mengajarkan kita untuk menahan diri dari hawa nafsu, melatih kesabaran, serta meningkatkan kepedulian terhadap sesama. Karena itu, kemenangan Idulfitri sejatinya adalah kemenangan atas diri sendiri dalam mengendalikan nafsu dan dosa.
Orang yang menang adalah mereka yang setelah Ramadan tetap berpegang teguh pada amal saleh. Mereka menjaga salat, zakat, dan akhlak mulia. Idulfitri mengingatkan kita agar selalu berada dalam ketaatan kepada Allah Swt, yang selalu mengawasi kita.
للهُ اَكْبَرْ ٣× اللهُ اَكْبَرْ ٤ ×. اللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Semoga kita termasuk hamba yang mendapatkan kemenangan sejati. Semoga Allah menerima amal ibadah kita dan menjadikan kita insan bertakwa. Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum, minal aidin wal faizin. Aamiin.
2. Judul: Saling Benci adalah Penyebab Keras Hati
للهُ اَكْبَرْ ٣× اللهُ اَكْبَرْ ٤ ×. اللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ
Jemaah sekalian,
Marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah Swt. dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Pada hari kemenangan ini, kita bersyukur atas nikmat-Nya serta bersalawat kepada Rasulullah saw. beserta keluarga dan sahabatnya.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰ أَن يَكُونُوا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِّن نِّسَاءٍ عَسَىٰ أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ
Artinya: “Wahai orang-orang beriman, janganlah sekumpulan laki-laki merendahkan yang lain. Boleh jadi mereka lebih baik darinya. Jangan pula wanita merendahkan yang lain, bisa jadi mereka lebih baik darinya.” (QS. Al-Hujurat: 11)
Jemaah yang berbahagia,
Sifat merendahkan orang lain bisa menimbulkan perpecahan dan kebencian. Hati yang penuh kebencian akan menjauhkan kita dari rahmat Allah Swt. serta memutus tali persaudaraan yang seharusnya tetap terjalin erat.
Ramadan telah melatih kita untuk lebih sabar, ikhlas, dan berbuat baik kepada sesama. Oleh karena itu, jangan sampai setelah Ramadan, kita kembali kepada kebiasaan buruk seperti membenci, mencela, atau meremehkan orang lain.
Sayyid Alwi Al-Maliki dalam kitabnya berkata, 'di antara sifat yang merusak adalah hasad, memendam kebencian, serta berburuk sangka kepada sesama Muslim. Semua itu bisa merusak kehidupan sosial dan membuat hati menjadi keras.'
Jemaah salat Idulfitri yang dimuliakan Allah,
Sifat hasad dan kebencian tidak akan membawa kebaikan dalam kehidupan kita. Justru, kebencian hanya akan menjauhkan kita dari ketenangan, serta menumbuhkan permusuhan yang berkepanjangan dalam masyarakat.
Marilah kita manfaatkan hari kemenangan ini untuk membersihkan hati dari rasa iri dan benci. Dengan begitu, kehidupan kita akan lebih damai, persaudaraan semakin kuat, dan rahmat Allah Swt. senantiasa tercurah.
للهُ اَكْبَرْ ٣× اللهُ اَكْبَرْ ٤ ×. اللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ
Jemaah salat Idulfitri yang dimuliakan Allah,
Semoga Allah Swt. menerima amal ibadah kita selama Ramadan, mengampuni dosa-dosa kita, serta melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Semoga hidup kita dipenuhi keberkahan dan ketenangan. Aamiin.
3. Judul: Merajut Tali Persaudaraan di Hari Raya Idulfitri
اللَّه أَكْبَرُ ٣×. اللَّه أَكْبَرُ ٣×. أَكْبَرُاللهُ أ٣×. اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ. وَاللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Jemaah salat Idulfitri yang dimuliakan Allah,
Marilah kita sama-sama tingkatkan ketakwaan kepada Allah Swt. dengan penuh keikhlasan dan ketaatan dalam menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Semoga kita termasuk golongan yang mendapat rahmat-Nya.
Pada hari yang mulia ini, kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah Swt. atas segala nikmat yang telah diberikan. Tak lupa, salawat serta salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad saw., beserta keluarga dan para sahabat beliau.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Artinya: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10)
Jemaah yang berbahagia,
Idulfitri bukan sekadar hari kemenangan, tetapi juga momen untuk merajut kembali tali persaudaraan. Setelah sebulan penuh melatih kesabaran dan keikhlasan, kini saatnya kita saling memaafkan dan menyucikan hati.
Editor: Komaruddin Bagja