LOMBOK BARAT, iNews.id – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Lombok Barat Dr Syamsuriansyah yang merupakan kader Partai Perindo memberikan bantuan bagi balita penderita gangguan saraf, Deluna Shaquena Al Qodri (3). Bantuan disalurkan langsung ke rumah balita tersebut di Desa Tempos, Kecamatan Gerung, Lombok Barat.
“Prinsip saya bagaimana kita hidup untuk memanusiakan manusia. Kita harus hadir demi kebermanfaatan bagi orang lain. Jangan selalu berpikir dia dari mana, tapi mari dahulukan nurani. Ciptakan empati dan simpati untuk pelayanan publik,” ujar Dr Syam, Minggu (18/5/2025).

Baca Juga
Peka Kebutuhan Warga Ambon, Legislator Partai Perindo Hamsudin Beri Bantuan Alat Potong Rumput
Deluna kini hanya dirawat oleh kakek dan neneknya yang sudah lanjut usia. Situasi ini menambah kesulitan keluarga kecil tersebut dalam memberikan perawatan maksimal bagi Deluna. “Kita harus punya kepekaan. Jangan sampai setelah viral baru kita bergerak. Sesama manusia harus saling membantu dan memanusiakan,” ujarnya.
Menurutnya, kasus Deluna bisa jadi hanyalah satu dari sekian banyak yang belum terungkap di Lombok Barat. Dia menduga masih banyak warga lain yang mengalami kondisi serupa, tetapi belum tersentuh perhatian karena lemahnya deteksi dari Dinas Kesehatan. “Kita tidak mau ada Deluna berikutnya, yang kita dapatkan informasinya justru dari media,” tuturnya.

Baca Juga
Legislator Partai Perindo Yamin Lewar Siap Penuhi Aspirasi Warga Flores Timur
Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Universitas Hasanuddin Makassar ini berharap, sebagai pelayan publik, dinas terkait bisa lebih aktif menyisir dan memantau kondisi masyarakat, terutama mereka yang membutuhkan penanganan khusus.
Dr. Syam juga menekankan pentingnya pendekatan yang menyeluruh. Bukan hanya dari sisi medis, tetapi juga dari kondisi lingkungan tempat tinggal warga. Dia juga mengingatkan agar para kepala organisasi perangkat daerah (OPD) tak hanya menunggu instruksi dari kepala daerah.
“Selalu saya katakan kepada teman-teman Dinkes Lombok Barat untuk turun ke lapangan dan melihat langsung kondisinya seperti apa di lapangan, kesehatan lingkungannya sehat atau tidak. Jangan viral dulu baru ditangani,” kata pendiri Politeknik Medica Fatma Husada Mataram ini.
Editor: Kastolani Marzuki