Dalam investasi saham, value trap merujuk pada saham yang harganya tampak menarik karena murah, padahal kinerja sahamnya buruk.
3 Cara Hindari Value Trap Saham, Agar Tidak Kena Jebakan Harga saat Investasi. (Foto: MNC Media)
IDXChannel—Bagaimana cara hindari value trap saham? Value trap adalah jebakan harga yang patut dihindari oleh investor, terutama investor pemula dan investor yang gemar menggunakan strategi value investing.
Sesuai artinya, value trap berarti jebakan harga atau harga yang menjebak. Dalam investasi saham, value trap merujuk pada saham yang harganya tampak menarik karena murah (diperdagangkan di bawah nilai wajar), tetapi sebenarnya memiliki kinerja yang buruk.
Melansir Investopedia (3/3), saham value trap adalah saham yang tampak menarik karena harga pasarnya rendah. Jika dihitung dengan rasio keuangan, saham value trap memiliki nilai atau skor yang rendah dalam beberapa tahun terakhir.
Bila dibandingkan dengan saham lain di industri yang sama, harga pasarnya pun murah. Dengan valuasi yang murah inilah saham-saham ini akhirnya menarik minat para investor, terutama yang berpegang teguh pada strategi value investing.
Padahal kenyataannya, saham tersebut undervalued bukan karena kondisi pasar membuat harganya jatuh. Melainkan sebaliknya, harganya jatuh karena performanya memang kurang bagus. Setelah dibeli, saham seperti ini bisa melanjutkan penurunan harga.
Jadi jika investor membelinya, dia seperti menangkap pisau yang jatuh. Lalu bagaimana cara menghindari jebakan value trap? Melansir Motion Trade dan sumber lainnya (3/3), berikut caranya.
Cara Hindari Value Trap Saham, Tips Menghindari Jebakan Betmen dalam Investasi
1. Cek Cash Flow dan Laba
Motion Trade menyebutkan salah satu cara untuk menghindari jebakan harga adalah mengecek kesesuaian arus kas emiten dengan pendapatan dan laba yang diperolehnya. Dengan ketiga hal ini, investor dapat mengetahui keseluruhan kinerja perusahaan.
Pendapatan, laba bersih, dan arus kas mengindikasikan seberapa besar dana yang mengalir, keluar-masuk, dan berapa keuntungan bersih yang dihasilkan dari bisnis emiten tersebut.
2. Jangan Andalkan Rasio Saja
Seperti poin pertama, investor harus menyesuaikan hasil perhitungan rasio keuangan dengan laporan keuangan terkini, juga katalis-katalis yang mengikuti perkembangan harga saham tersebut.
Alih-alih mengandalkan rasio semata yang bisa saja menjebak investor dengan skor-skor yang rendah dan tampak menggiurkan bagi investor value investing. Tujuannya, agar investor mendapatkan gambaran profitibilitas perusahaan tersebut.
3. Pahami Fundamental dan Katalis
Harga suatu saham bisa bergerak karena katalis yang tepat. Dalam hal ini, katalis yang umumnya diharapkan investor adalah inovasi produk, rencana ekspansi yang strategi, atau pengembangan baru yang berpotensi menghasilkan pendapatan lebih besar.
Saham-saham value trap umumnya adalah saham yang ‘kekurangan’ katalis, alias sepi inovasi maupun perubahan-perubahan yang potensial mendatangkan sales lebih banyak. Saham value trap juga umumnya jarang diminati investor besar.
Ketiga hal di atas dapat dijadikan pedoman untuk menghindari jebakan harga saat investasi saham. Investor yang menerapkan strategi value investing terutama perlu mewasapdai value trap.
Karena aliran value investing meyakini bahwa harga undervalued adalah saat yang tepat untuk memborong saham, dengan harapan harga akan meroket beberapa tahun mendatang.
Namun tanpa analisa yang jeli dan teliti terkait fundamental sahamnya, investor bisa saja terkena jebakan harga. Perlu diingat, suatu saham undervalued bisa disebabkan oleh banyak faktor.
Ada saham yang undervalued bukan karena kinerjanya bobrok, melainkan karena kondisi pasar yang memang tengah menurun, dan ada pula saham yang undervalued bukan karena kurang diapresiasi pasar, melainkan karena kinerjanya memang kurang memuaskan.
Itulah penjelasan singkat tentang cara hindari value trap saham.
(Nadya Kurnia)