Weekend Story: Miftah Lepas Jabatan Utusan Presiden, Buah Pahit Rendahkan Orang Lain

1 month ago 28

JAKARTA, iNews.id - Miftah Maulana Habiburrahman atau dikenal Gus Miftah, seorang tokoh agama yang dikenal luas mendadak menjadi sosok yang kontroversial. Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji, Sleman, Yogyakarta itu menuai kecaman luas dari publik setelah videonya mengolok-olok pedagang es teh viral di media sosial.

Bahkan, yang disesalkan publik kata-kata yang dinilai tidak pantas dan merendahkan pedagang itu dilontarkan Miftaf terhadap pedagang es teh bernama Sunhaji di depan orang banyak saat acara Magelang Bersholawat pada 20 November 2024, Jawa Tengah. 

 Mohon Maaf Pak Prabowo Saya Belum Menjadi Sesuai yang Bapak Harapkan

Baca Juga

Gus Miftah: Mohon Maaf Pak Prabowo Saya Belum Menjadi Sesuai yang Bapak Harapkan

Kecaman ini terus bergulir hingga muncul petisi di Change.org yang menuntut pemecatan Miftah dari posisinya sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Kerukunan Beragama dan Pengembangan Fasilitas Keagamaan.

Pada Jumat (6/12/2024), Miftah mengumumkan pengunduran dirinya dari posisi tersebut dalam konferensi pers di Yogyakarta. Dia mengungkapkan, keputusannya diambil secara sukarela dan tanpa tekanan dari pihak manapun. 

Gus Miftah Undur Diri dari Utusan Presiden sambil Menangis Terbata-Bata

Baca Juga

Gus Miftah Undur Diri dari Utusan Presiden sambil Menangis Terbata-Bata

Infografis Gus Miftah Mundur dari Utusan Khusus PresidenInfografis Gus Miftah Mundur dari Utusan Khusus Presiden

Selain itu, Miftah juga mengunjungi rumah Sunhaji pedagang es teh yang diolok-olok tersebut di Magelang untuk meminta maaf secara langsung. 

Usai peristiwa itu, banyak yang iba dan simpati terhadap Sunhaji. Bantuan mengalir kepada pedagang es teh tersebut, dalam bentuk uang hingga umrah serta dana pendidikan untuk anak-anaknya.

Kontroversi ini menjadi pelajaran penting tentang pentingnya menjaga ucapan dan sikap, terutama bagi tokoh publik yang memiliki pengaruh besar di masyarakat. Kejadian ini diharapkan dapat menjadi refleksi bagi semua untuk lebih menghargai dan menghormati sesama, tanpa memandang status sosial.

Kisah Miftah dan Sunhaji juga memberikan beberapa pelajaran penting, terutama berhati-hati dalam berbicara. Setiap ucapan, apalagi seorang tokoh publik, bisa berdampak luas. 

Sangat perlu berhati-hati dalam memilih kata-kata dan memastikan, ucapan itu tidak menyakiti atau merendahkan orang lain.

Kasus Miftah ini juga menjadi pengingat bagi semua tentang pentingnya menjaga etika serta sopan santun dalam berinteraksi dengan orang lain. Tindakan menghina atau merendahkan orang lain, siapa pun dia, tidak dapat dibenarkan.

Editor: Kurnia Illahi

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |