Viral Dugaan Malapraktik Pasien Kecelakaan di Bandung, Ini Respons RSUD Majalaya

6 hours ago 3

BANDUNG, iNews.id – Video seorang pasien kecelakaan lalu lintas diduga menjadi korban malapraktik di Kabupaten Bandung viral di media sosial

Unggahan tersebut dipublikasikan melalui akun Facebook bernama Nevii Dumdum, dan langsung menyita perhatian warganet. Dalam unggahannya, korban mengungkapkan kekesalan terhadap tim medis RSUD Majalaya lantaran adanya batu kerikil di jidat pasien tersebut.

Diduga Malapraktik, Kuasa Hukum WSJ Beauty Clinic Depok Klaim Korban Tidak Jujur

Baca Juga

Diduga Malapraktik, Kuasa Hukum WSJ Beauty Clinic Depok Klaim Korban Tidak Jujur

Namun unggahan tersebut kini sudah hilang sejak Senin (5/5) lantaran sudah dihapus oleh pemilik akun.

Menanggapi kejadian tersebut, Wakil Direktur Umum dan SDM RSUD Majalaya, Agus Heri Zukari mengatakan, persoalan tersebut sebenarnya telah diselesaikan secara kekeluargaan.
Keluarga pasien juga telah diberikan penjelasan secara langsung oleh pihak rumah sakit.

Balita di Medan Meninggal Dunia usai Disuntik Bius, Diduga Korban Malapraktik

Baca Juga

Balita di Medan Meninggal Dunia usai Disuntik Bius, Diduga Korban Malapraktik

“Kasus yang viral kemarin sebenarnya sudah clear. Kami sudah bertemu langsung dengan keluarga pasien dan memberikan penjelasan. Mereka pun sudah memahami,” kata Agus, Selasa (6/5/2025).

Agus mengungkapkan, peristiwa tersebut terjadi sekitar 10 hari yang lalu, meski ia tidak menyebut tanggal pastinya. Agus menjelaskan, anak tersebut dibawa ke RSUD Majalaya setelah mengalami kecelakaan, diduga akibat jatuh dari kendaraan.

“Katanya jatuh dari kendaraan kalau nggak salah ya, untuk kronologisnya. Jadi si anak memang mengalami luka di bagian jidat,” ujarnya.

Terkait keberadaan batu kerikil yang ikut terjahit di dalam luka anak tersebut, Agus menyebut bahwa tim medis sudah menyadari adanya benda asing di dalam jaringan luka.

Namun, pada saat kejadian, petugas medis harus mengambil keputusan cepat sesuai kondisi kegawatdaruratan.

“Karena ini kondisi gawat darurat, maka prioritas utama adalah keselamatan pasien. Saat itu, ada kekhawatiran kalau batu tersebut dipaksakan diambil bisa mengganggu organ dalam di sekitar lokasi luka. Bisa terjadi pendarahan atau komplikasi lainnya,” ujarnya.

Agus menegaskan bahwa keluarga pasien saat itu telah diberi penjelasan bahwa batu tersebut aman dan akan keluar sendiri seiring waktu atau saat kontrol selanjutnya.

“Itu juga sudah disampaikan kepada keluarganya bahwa barang itu aman dan akan keluar sendiri. Tapi mungkin karena suasana kepanikan, akhirnya ada anggota keluarga yang melontarkan curhat di media sosial,” katanya.

Namun, Agus menyayangkan bahwa setelah perawatan awal, pihak keluarga sempat tidak kembali melakukan kontrol ke rumah sakit, sehingga perkembangan luka tidak terpantau secara optimal.

“Pasiennya sempat tidak kontrol ke rumah sakit, jadi tidak terfollow-up dengan baik. Tapi setelah kejadian ini ramai di media sosial, akhirnya kami bertemu lagi dengan keluarga dan menjelaskan kembali. Sekarang anaknya sudah kembali kontrol ke rumah sakit,” ucap Agus.

Editor: Kastolani Marzuki

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |