Rupiah Sore Ini Ditutup Lesu ke Rp16.367 per USD

1 month ago 19

Sentimen global didominasi oleh investor yang berhati-hati di tengah kekhawatiran tarif Trump Minggu lalu

MNC Media)

Rupiah Sore Ini Ditutup Lesu ke Rp16.367 per USD (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini ditutup melemah 72,5 poin atau 0,44 persen ke level Rp16.367 per USD setelah sebelumnya di pekan lalu terjadi apresiasi. Hal ini juga sejalan dengan sentimen global dan domestik.

Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa sentimen global didominasi oleh investor yang berhati-hati di tengah kekhawatiran tarif Trump Minggu lalu, karena Presiden Trump meningkatkan ketegangan perdagangan dengan mengenakan tarif 25 persen pada barang-barang Kanada dan Meksiko, dan meningkatkan pungutan pada produk-produk China hingga 20 persen.

"Namun, ia kemudian melunakkan pendiriannya, dengan menunda tarif selama empat minggu pada sebagian besar barang-barang Meksiko dan Kanada, tetapi tetap teguh pada pendiriannya terhadap Tiongkok," kata Ibrahim dalam risetnya, Senin (10/3/2025).

Sehari sebelumnya, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan pada acara "Meet the Press" di NBC bahwa Trump tetap teguh dalam menerapkan tekanan tarif pada Meksiko, Kanada, dan China karena penanganan mereka terhadap fentanyl.

Sebelumnya, tekanan deflasi China meningkat pada bulan Februari, karena harga konsumen dan produsen turun lebih dari yang diantisipasi di tengah belanja konsumen yang lemah. Indeks harga konsumen (CPI) berkontraksi sebesar 0,7 persen tahun-ke-tahun, menandai penurunan pertama dalam 13 bulan dan melampaui ekspektasi ekonom sebesar 0,4 persen.

Secara bersamaan, indeks harga produsen (PPI) turun sebesar 2,2 persen tahun-ke-tahun, sedikit membaik dari penurunan 2,3 persen pada Januari tetapi masih meleset dari perkiraan penurunan 2,0 persen.

Tren deflasi ini muncul di tengah Kongres Rakyat Nasional (NPC) yang sedang berlangsung, di mana para pembuat kebijakan sedang mempertimbangkan strategi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Data terkini dapat mengintensifkan diskusi tentang penerapan langkah-langkah stimulus yang lebih kuat untuk melawan melemahnya inflasi dan mendukung permintaan domestik.

Dari sentimen dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2025 mencapai USD154,5 miliar, turun bila dibandingkan posisi pada akhir Januari 2025 yang mencapai USD156,1 miliar.

Adapun cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah. Selain itu, Kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai respons BI dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.

Adapun posisi cadangan devisa pada akhir Februari 2025 setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Ke depan, Bank Indonesia memandang posisi cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal.

Prospek ekspor yang tetap positif serta neraca transaksi modal dan finansial yang diperkirakan tetap mencatatkan surplus, sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik, mendukung tetap terjaganya ketahanan eksternal.

Sementara itu, BI juga terus meningkatkan sinergi dengan pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah untuk perdagangan selanjutnya diprediksi bergerak fluktuatif dan ditutup melemah direntang Rp16.350-Rp16.430 per USD.

(kunthi fahmar sandy)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |