Kenaikan ini membuat saham DCII meningkat 20,96 persen dalam sepekan dan terbang 239,82 persen dalam sebulan terakhir.
Saham Termahal Kian Perkasa, DCII Melejit 200 Persen Sebulan. (Foto: Freepik)
IDXChannel - Saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) melanjutkan performa positif pada Jumat (7/3/2025), meskipun emiten milik Toto Sugiri dan Anthoni Salim tersebut masuk ke papan pemantauan khusus yang dikenakan mekanisme full call auction (FCA).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 14.17 WIB, saham DCII meningkat 9,98 persen atau menyentuh auto rejection atas (ARA) untuk papan pemantauan ke Rp154.500 per saham. Ini menjadi level tertinggi sepanjang masa (ATH) baru sejak DCII melantai di bursa pada Januari 2021.
Dengan harga saat ini, saham DCII juga menjadi yang termahal di bursa, di atas PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) yang dibanderol Rp43.875 per unit dan PT Multipolar Technology Tbk (ML)T yang dihargai di angka Rp39.600 per unit.
Kenaikan ini membuat saham DCII meningkat 20,96 persen dalam sepekan dan terbang 239,82 persen dalam sebulan terakhir.
Pergerakan harga yang fluktuatif membuat pihak bursa dua kali menghentikan (suspensi) DCII, yakni pada 25 Februari 2025 dan selama 27 Februari 2025 hingga 4 Maret 2025.
Selepas kembali dapat diperdagangkan pada 5 Maret 2025, saham DCII kembali naik tajam, kendati berada di papan FCA, yang kerap mengurangi likuiditas dan transaksi perdagangan.
Stock Split dan Peluang MSCI
Lonjakan harga saham DCII seiring kabar DCII tengah mempertimbangkan stock split.
Direktur Utama DCII, Toto Sugiri, mengungkapkan rencana tersebut dalam pertemuan dengan sejumlah media di Jakarta, Selasa (18/2/2025) lalu.
Saham DCII memang dikenal memiliki likuiditas rendah karena harga per unitnya yang tinggi.
Stock split biasanya dilakukan untuk meningkatkan likuiditas dengan menurunkan harga saham per unit, sehingga lebih terjangkau bagi investor ritel.
Langkah ini juga bisa memperluas basis investor dan meningkatkan partisipasi pasar terhadap saham DCII. Jika terealisasi, saham DCII berpotensi lebih aktif diperdagangkan.
Soal kinerja keuangan, DCII mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp449,49 miliar hingga kuartal III-2024.
Perolehan ini tumbuh 21,34 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp370,43 miliar.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai sentimen positif dari pusat data (data center) memang besar besar seiring pesatnya perkembangan teknologi di Indonesia, mengikuti tren yang terjadi di Amerika Serikat dan China.
Menurutnya, kebutuhan akan layanan pusat data akan semakin meningkat sejalan dengan transformasi digital di berbagai sektor.
Meski likuiditas perdagangan saham DCII tergolong kecil sehingga peluang masuk dalam indeks global MSCI maupun FTSE cukup rendah, Michael menilai langkah perusahaan yang berencana melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) menarik untuk dicermati.
Stock split akan membuat saham DCII yang saat ini menjadi saham termahal di IHSG lebih terjangkau oleh investor ritel.
“Sehingga bukan tidak mungkin jika transaksi yang semakin ramai memungkinkan algoritma MSCI dan FTSE untuk memasukkan DCII sebagai konstituen,” ujar Michael kepada IDXChannel.com, Jumat (7/3/2025). (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.