Jakarta -
Febriany Eddy tak lagi menjadi Presiden Direktur dan CEO PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Vale mengumumkan, pihaknya telah menerima surat pemberitahuan berakhirnya masa jabatan Febriany Eddy berkenaan dengan pengangkatannya sebagai direktur PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) atau BKI.
Dilansir dari keterbukaan informasi, Kamis (24/4/2025), INCO menyatakan, berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2025, terdapat larangan rangkap jabatan pada BUMN.
"Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, terdapat larangan rangkap jabatan oleh anggota Direksi pada suatu badan usaha milik negara (BUMN)," tulis Corporate Secretary INCO, Wiwik Wahyuni.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ketentuan dalam Anggaran Dasar Vale Indonesia juga mengatur bahwa jabatan anggota direksi perusahaan tidak dapat dilanjutkan apabila bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. "Hal tersebut juga dipertegas dalam surat pemberitahuan berakhirnya masa jabatan yang disampaikan oleh Ibu Febriany Eddy kepada perseroan," imbuh Wiwik.
Sebagai informasi, CEO Danantara Rosan Roeslani telah mengumumkan struktur lengkap pengurus Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Nama Febriany turut disebut, dengan posisi sebagai Managing Director Danantara.
Sementara itu, BKI merupakan perusahaan Induk Operasional (Holding Operasional) Danantara. Hal ini diatur dalam diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 tentang Perubahan Ketiga atas Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2003.
Pada akhir Maret 2025, sebanyak 10 emiten BUMN mengalihkan saham seri B ke BKI. Saham emiten tersebut terdiri beberapa sektor seperti perbankan, konstruksi, telekomunikasi, industri, dan transportasi.
Emiten perbankan, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN). Di sektor konstruksi tercatat PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), sektor telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), industri semen PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), dan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS).
Sementara emiten transportasi udara PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), melakukan pengalihan saham seri B dan seri C.
(acd/acd)