Jakarta -
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan dirinya menemui investor global di Amerika Serikat (AS) untuk menjelaskan terkait kondisi perekonomian dan dana asing yang keluar dari Indonesia.
Perry menjelaskan aliran modal asing keluar (net outflow) disebabkan karena respons atas kebijakan tarif dari Presiden AS Donald Trump, sehingga modal asing keluar dan mencari portofolio ke negara dan aset lebih aman.
"Tentu saja langkah-langkah yang kami lakukan bersama Bu Menteri Keuangan (Sri Mulyani Indrawati) di New York bertemu para investor dan saya juga di Washington DC juga bertemu para investor untuk memberikan penjelasan-penjelasan ini dan secara umum para investor global itu tetap optimis terhadap ekonomi Indonesia," kata dalam konferensi pers KSSK secara virtual, Kamis (24/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perry mengungkapkan berdasarkan data investasi portfolio sejak awal tahun 2025 hingga akhir Maret 2025 mencatat net inflow aliran masuk modal asing sebesar US$ 1,6 miliar terutama pada instrumen SBN dan sekuritas rupiah Bank Indonesia.
Namun, sejak diumumkan kebijakan tarif oleh Trump, pada 2 April hingga 21 April investasi portfolio mencatat net outflow atau dana asing yang keluar US$ 2,8 miliar.
"Intinya bahwa kebijakan tarif ini menyebabkan para pelaku investor global itu risk appetite-nya sangat tinggi dan karenanya para pelaku investor global memindahkan investasi portfolionya ke negara dan aset yang dianggap aman safe haven asset and countries," tuturnya.
Sejumlah negara yang menjadi sasaran investor global karena dinilai aman yakni antara lain Eropa dan Jepang. Sementara aset yang dianggap aman dalam kondisi saat ini adalah emas.
"Ini sekali lagi tidak berkaitan atau disebabkan imbal hasil yang menarik atau perbedaan yield suku bunga dalam negeri maupun luar negeri tapi lebih karena risk appetite investor global yang sangat-sangat tinggi sehingga mereka menarik modalnya tidak hanya dari Indonesia tapi juga dari emerging market lain," jelas dia.
(kil/kil)