Rel Kereta Era Kolonial Ini Masih Dipakai, Dibangun Buruh Karet

4 days ago 10

Jakarta -

Saat Indonesia masih bernama Hindia Belanda, pemerintah kolonial sangat gencar membangun jaringan rel kereta api di seluruh penjuru negeri. Bahkan sebagian di antaranya masih berfungsi sampai sekarang.

Selain sebagai moda transportasi angkutan penumpang, jalur-jalur kereta tersebut banyak dibangun untuk mengangkut komoditas perkebunan. Salah satunya seperti jalur kereta penghubung antara Jakarta dengan kawasan Cilebut, Kabupaten Bogor.

Menurut pegiat sejarah Bogor, Johnny Pinot, dahulu di sekitar Cilebut merupakan salah satu kawasan perkebunan karet pada masa kolonial Belanda. Bahkan di sana masih ada sisa-sisa peninggalan berupa Tugu Lonceng yang dulu digunakan sebagai penanda waktu kerja buruh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perkebunan zaman Belanda itu ada 'slave bell' sama landhuis. Landhuis itu rumah kongsi perkebunan, jadi di rumah itu tempat ngumpulin pekerja-pekerja. Jadi itu ada bell-nya di samping rumah perkebunan," kata Johnny saat dihubungi detikcom, Jumat (2/5/2025).

"Jadi (tugu lonceng) itu buat manggil buruh, sama kalau istirahat atau selesai kerja atau mau manggil gajian itu dibunyiin bell-nya. Mereka datang terus ke rumah pertanian itu," terangnya lagi.

Masih di sekitar kawasan yang sama, ia menyebut keluarga pemilik perkebunan di Cilebut tersebut kemudian membangun rel kereta yang terhubung dengan Jakarta (dahulu masih bernama Batavia). Sebagai tanda bahwa jalur tersebut sudah di bangun oleh keluarga kolonial Belanda yang sama, terdapat sebuah masjid yang menjadi saksi bisu proses pembangunan jalur kereta.

"Jadi dulu kan dia kan perkebunannya di situ. Terus salah satu keluarganya itu yang bangun jalur kereta dari Jakarta itu sampai ke Cilebud. Terus waktu itu dia minta mandor tolong cariin pekerja untuk bangun jalur kereta, mandornya setuju tapi kasih syarat itu minta dibikinin masjid," papar Johnny.

Berdasarkan pantauan detikcom di lokasi, jalur kereta Jakarta-Cilebut ini memang terletak sangat dekat dengan tugu lonceng dahulu berdiri di dekat landhuis perkebunan karet. Bahkan jarak antara tugu lonceng dengan jalur kereta ini hanya sekitar satu kilometer saja.

Di samping jalur kereta yang saat ini masih dimanfaatkan sebagai jalur KRL Jakarta-Bogor tersebut memang terdapat masjid dengan prasasti peresmian tahun 1861. Artinya baik jalur kereta maupun lonceng penanda waktu kerja buruh di Cilebut sudah ada sejak kurang lebih 164 tahun lalu.

Terlihat untuk bangunan masjid syarat pembangunan jalur kereta ini masih berdiri tegak. Sedangkan untuk situs tugu lonceng pemanggil para buruh perkebunan karet ini ini terlihat sudah tak terawat hingga hampir rubuh. Kondisi ini terlihat dari banyaknya retakan pada seluruh bagian tugu.

Bahkan satu dari empat pilar penyangga lonceng sudah runtuh dengan sisa puing entah ke mana. Begitu juga dengan sisa tiga pilar lainnya yang sudah miring dan retak, menunggu rubuh. Belum lagi dengan tingginya rumput dekat tugu menunjukkan area itu sudah tidak terawat.

Kemudian karena berlokasi tepat di sebelah proyek perumahan, area sekitar tugu sudah dibatasi dengan pagar hitam dan tembok setinggi kurang lebih 2 meter. Di mana situs peninggalan itu berdiri tepat di sudut area dekat tembok.

(igo/fdl)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |