Rebound Meyakinkan Saham Petrosea (PTRO) dan Chandra Asri (TPIA)

15 hours ago 1

Dua saham milik Prajogo Pangestu, PT Petrosea Tbk (PTRO) dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), kompak ditutup rebound signifikan pada Senin (10/2/2025).

 Freepik)

Rebound Meyakinkan Saham Petrosea (PTRO) dan Chandra Asri (TPIA). (Foto: Freepik)

IDXChannel – Dua saham milik Prajogo Pangestu, PT Petrosea Tbk (PTRO) dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), kompak ditutup rebound signifikan pada Senin (10/2/2025), usai turun tajam pada Jumat (7/2) lalu usai kabar negatif dari MSCI.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PTRO melesat 21,18 persen ke Rp3.490 per saham, memulihkan sebagian besar kerugian pada Jumat saat tergelincir 24,61 persen.

Kabar terbaru, Komisaris PTRO, Erwin Ciputra, kembali menambah kepemilikan sahamnya di perusahaan. Terbaru, ia memborong 800 ribu saham PTRO pada Jumat lalu, 7 Februari 2025, dengan harga Rp3.143,75 per saham. Dalam transaksi ini, Erwin menggelontorkan dana sekitar Rp2,51 miliar.

Menurut Sekretaris Perusahaan PTRO, Anto Broto, aksi ini dilakukan untuk kepentingan investasi.

Dengan tambahan saham tersebut, kepemilikan Erwin Ciputra di PTRO kini mencapai 8.654.000 saham atau setara 0,085 persen, meningkat dari sebelumnya 7.854.000 saham atau 0,077 persen.

Sebelumnya, pada 3 Februari 2025, Erwin juga telah membeli 500 ribu saham PTRO dengan harga rata-rata Rp3.712 per saham.

Selain PTRO, saham TPIA juga memantul, yakni sebesar 7,28 persen. Pada Jumat pekan lalu, saham TPIA jatuh 19,44 persen.

Sementara, saham Prajogo lainnya, BRPT ditutup stagnan di Rp815 persen. Saham BREN turun 5,34 persen ke Rp6.650 per saham, memangkas kerugian dari penurunan hingga Rp5.800 per saham selama jam perdagangan.

Kemudian, saham CUAN kembali menyentuh auto rejection bawah (ARB) 20 persen, tepatnya 19,87 persen, setelah ARB 19,96 persen pada Jumat.

Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai secara fundamental PTRO memiliki posisi yang paling kuat, terutama dengan adanya potensi kontrak baru dari Vale Indonesia (INCO) serta peluang akuisisi melalui strategi merger dan akuisisi (M&A).

Sementara itu, kata Michael, terkait saham BREN, hingga saat ini pihak perusahaan menegaskan bahwa mereka tidak memiliki kewenangan untuk mengintervensi keputusan indeks asing, seperti MSCI.

"Kita hanya bisa menunggu kabar lebih lanjut dari MSCI," ujar Michael, saat dihubungi IDXChannel.com, Senin (10/2/2025).

Ia menambahkan, kasus serupa pernah terjadi di India pada Grup Adani, yang mana dua emiten sempat dicurigai tidak dapat masuk ke MSCI. Namun, kata Yeoh, dalam waktu singkat status tersebut dicabut.

Sebelumnya, MSCI mengonfirmasi, dikutip dari Stockbit Sekuritas, saham BREN, CUAN, dan PTRO tidak akan dimasukkan dalam MSCI Indonesia Investable Market Index pada review indeks Februari 2025. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan analisis dan masukan mengenai potensi kendala investability.

“Setelah melakukan analisis dan menerima masukan dari pelaku pasar mengenai potensi kendala investability, MSCI tidak akan mempertimbangkan penambahan sekuritas berikut ke dalam MSCI Indonesia Investable Market Index (IMI) dalam Review Indeks Februari 2025,” kata MSCI dalam pengumumannya, Kamis (6/2/2025).

Namun, MSCI akan terus mengevaluasi kelayakan saham-saham tersebut dalam tinjauan indeks berikutnya dan akan memberikan pembaruan jika diperlukan. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |