Pernah Tertipu, Sri Poniti Bangkit Kembangkan Usaha Pembuatan Mie dengan Bantuan BRI

7 hours ago 1

Bangkit dari keterpurukan, Sri Poniti sukses kembangkan usaha mie dengan dukungan BRI, kini punya pelanggan setia dan cabang warung mie ayam

 Ibnu/IDXChannel)

Bangkit dari keterpurukan, Sri Poniti sukses kembangkan usaha mie dengan dukungan BRI, kini punya pelanggan dan cabang warung mie ayam (foto: Ibnu/IDXChannel)

IDXChannel- Perjuangan Sri Poniti membangun usaha bahan baku mie penuh lika-liku. Sri Poniti bahkan kena tipu di awal merintis hingga akhirnya bangkit berkat pinjaman dari BRI.

Sri Poniti merupakan salah satu UMKM binaan BRI di wilayah Bekasi. Dia merintis usaha pembuatan mie sejak 2008.

Ternyata perjalanan Sri Poniti membangun usahanya itu tak mudah. Berawal kemampuan sang suami meracik mie, Sri Poniti memberanikan diri membangun usaha sendiri.

"Saya mulai di 2008 mulai, dulunya saya kerja di Jakarta, suami kerja di tempat paman bikin mie. Kami belum punya apa," kata Sri Poniti ditemui di kediamannya Perumahan Vila Gading Harapan, Kebalen, Rabu (14/3/2025).

Sri Poniti dan suami berusaha mencari pemesan mie secara mandiri. Ketika sudah mendapat pesanan, suami Sri Poniti mengambil mie tersebut dari tempat kerja suaminya. Cara itu dilakukan karena memang belum cukup modal untuk membeli mesin sendiri.

"Suami saya cari order di Bekasi karena mau bikin sendiri. Dulu kalau ada order diambilin dulu di tempat pamannya," ucapnnya.

Setelah uang terkumpul dengan ditambah dari pendapatan dari gaji Sri Poniti kerja, akhirnya dibelikan mesin pembuat mie. Sambil berkerja sebagai karyawan di Jakarta, Sri Poniti membantu suami meracik bahan baku menjadi mie siap olah.

"Saya punya duit awalnya buat benerin rumah tapi akhirnya buat beli mesin. Kita lalu bikin sendiri," katanya.

Sri Poniti lalu diterpa ujian berat. Saat usaha yang dirintisnya belum besar, dia malah kena tipu saat tengkulak di pasar hingga ditinggal kabur rekan usahanya. 

"Suami saya awalmya dibohongi tukang di pasar. Terus harga itu nggak stabil, alasannya karena kuli angkatnya mahal, dari pabriknya mahal, saya saat belum tahu apa-apa itu," ucap Sri Poniti.

"Kemudian saya dibohongi juga orang suruh nyediain gerobak, tapi gerobaknya malah dibawa kabur entah ke mana. Jadi kita jatuh bangun," lanjutnya.

Sri Poniti hampir frustrasi. Beruntung dia masih punya pegangan penghasilan dari tempat kerjanya di Jakarta.

Namun, niatnya untuk membangun usaha tak meredup. Akhirnya dia bertemu dengan seseorang yang memberi tahu tempat bahan baku yang bisa mengambil dengan sistem utang.

"Kemudian dikenalin sama distributor dari situ saya dikasih utang sama distibutornya," ucapnya.

Setelah usahanya berjalan kembali, Sri Poniti dikenalkan dengan pihak dari BRI. Dia langsung ditawari pinjaman untuk mengembangkan usahanya tersebut.

"Saya bukan KUR, saya pakai pinjaman biasa dengan bunga yang tak terlalu tinggi. Awalnya saya dipinjami Rp30 juta," katanya.

Uang dari BRI itu dipakai Sri Poniti untuk membeli tambahan mesin pencetak dan mesin pres. Perjalanan usaha bahan baku mie milik Sri Poniti semakin berkembang.

"Selama 5 tahun alhamdulilah pelan-pelan mulai stabil. Sudah tiga kali dikasih pinjaman BRI. Bahkan sampai sudah diberi pinjaman tapi sekarang belum saya ambil," katanya.

Kini usaha pembuatan mie milik Sri Poniti mempunyai pelanggan setia. Setiap harinya menghasilkan tiga karung mie siap olah. Setiap karungnya berisi 75 kg mie siap olah.

"Per kilonya dijual Rp19.000. Saya sekarang kirim ke beberapa tempat di area Bekasi. Sekarang juga sudah punya karyawan sendiri juga buat membantu bikin mie dan mengantar," katanya.

Tak hanya membuat mie, Sri Poniti melebarkan sayap ke usaha warung mie ayam. Dia kini mempunyai tiga cabang warung mie ayam di wilayah Kabupaten Bekasi yang diberi nama Mie Ayam W4.

Berdasarkan dari BRI Klusterku Hidupku, usaha Sri Poniti merupakan satu dari 160 UMKM binaan BRI di wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi. BRI memang konsistensi melayani dan memberdayakan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) tidak hanya berhasil memperkuat ekonomi kerakyatan, namun juga menghasilkan kinerja keuangan yang stabil.

Direktur Utama BRI Sunarso memamparkan hingga akhir 2024 lalu BRI mencatat laba bersih Rp60,64 triliun. Nilai itu merupakan bentuk kinerja baik BRI, salah satunya keperpihakan kepada pengembangan UMKM. 

"Pencapaian ini menunjukkan resiliensi kinerja dan kemampuan BRI dalam meng-create value secara konsisten bagi pemegang saham, pemangku kepentingan, serta masyarakat luas di tengah keberpihakan BRI kepada UMKM," kata Sunarso dalam keterangannya.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |