Ada dampak multiplier effect yang disebabkan oleh efisiensi operasional dari masing-masing Kementerian/Lembaga.
Pemangkasan Anggaran K/L Dikhawatirkan Ganggu Pertumbuhan Ekonomi. Foto: MNC Media.
IDXChannel - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 melambat imbas efisiensi anggaran Kementerian/Lembaga (K/L) secara signifikan.
Dia mengatakan, porsi belanja pemerintah memang tidak cukup besar terhadap kontribusi pertumbuhan ekonomi. Namun, ada dampak multiplier effect yang disebabkan oleh efisiensi operasional dari masing-masing Kementerian/Lembaga.
"Efisiensi bisa mengganggu tercapainya program dan juga membuat pertumbuhan ekonomi 2025 diperkirakan hanya 4,7 persen. Kita tahu dampak program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak sebesar itu dirasakan (terhadap perekonomian) dan keterlibatan UMKM juga masih minim," ujar Bhima saat dihubungi, Jumat (7/2/2025).
Bhima memproyeksi porsi belanja pemerintah terhadap PDB pada 2025 bisa terkontraksi hingga 5 persen. Hal ini akan membuat kontribusi belanja pemerintah terhadap pertumbuhan semakin minim.
"Jadi efisiensi ini juga kontradiksi sebenarnya, karena di satu sisi nomenklatur Kementerian/Lembaga juga tidak diubah. Jadi bayangkan, K/L semakin banyak, tapi ada efisiensi anggaran itu bisa mengancam ekonomi dan serapan tenaga kerja," kata dia.
Bhima juga menyoroti pemangkasan signifikan perjalanan dinas para pejabat. Hal ini dikhawatirkan membuat urusan diplomatik dan perdagangan luar negeri menjadi kendur.
Padahal, pemerintah masih perlu membuka pasar ekspor baru di tengah perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dan China.