Meratus Jasa (KARW) ARB Lagi, Manajemen Tak Tahu Alasan Pengendali Jual Saham

4 weeks ago 16

Saham PT Meratus Jasa Prima Tbk (KARW) kembali turun tajam pada Selasa (24/12/2024), menyusul klarifikasi manajemen terkait aksi jual saham oleh pengendali.

 Meratus)

Meratus Jasa (KARW) ARB Lagi, Manajemen Tak Tahu Alasan Pengendali Jual Saham. (Foto: Meratus)

IDXChannel – Saham PT Meratus Jasa Prima Tbk (KARW) kembali turun tajam pada Selasa (24/12/2024), menyusul klarifikasi manajemen terkait aksi jual saham oleh pengendali, PT Saranakelola Investa (SKI), yang turut memicu sentimen negatif.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.15 WIB, saham KARW jatuh 9,64 persen, atau menyentuh auto rejection bawah (ARB) untuk papan pemantauan khusus, ke level Rp2.250 per saham.

Nilai transaksi tercatat mencapai Rp1,42 miliar. Sementara, antrean jual (ask) mencapai 60.042 lot atau setara dengan Rp13,51 miliar.

Dengan ini, saham KARW sudah melemah 11 hari beruntun, dengan 10 di antaranya terbenam hingga ARB.

Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan KARW, Ike Andriani, menjelaskan, pihaknya tidak mengetahui alasan di balik penjualan saham yang dilakukan SKI di pasar reguler.

“Menjawab pertanyaan mengenai penjualan saham oleh PT SKI selaku pemegang saham pengendali, kami tidak memahami/memiliki pengetahuan/informasi alasan penjualan saham dilakukan di pasar regular,” kata Ike kepada IDXChannel.com, Jumat (20/12/2024) pekan lalu.

Diberitakan sebelumnya, SKI melakukan divestasi sebagian kepemilikan di saham KARW.

Menurut keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (13/12/2024) lalu, Saranakelola menjual 5.389.700 saham atau setara dengan 1,14 persen dari total kepemilikan perusahaan di KARW.

Praktis, porsi Saranakelola di KARW berkurang dari 471.351.600 saham (80,28 persen) menjadi 465.961.900 saham (79,14 persen).

Ike menjelaskan kepada bursa, jenis transaksi yang dilakukan adalah penjualan saham dan transaksi tersebut bukan merupakan transaksi repurchase agreement (repo).

Sementara, kata Ike, saham yang dijual adalah saham biasa atawa common share, bukan saham dengan hak suara multiple.

Harga penjualan saham tersebut berada di rentang Rp5.700 – Rp6.675.

Saranakelola menyelesaikan transaksi penjualan tersebut selama 3 kali transaksi.

Rinciannya, Saranakelola melepas 1.515.600 saham di harga Rp6.675 dan sebanyak 2.217.100 saham di harga Rp6.650 pada pada 6 Desember 2024.

Kemudian, Saranakelola kembali menjual saham KARW di harga Rp6.650 sebanyak 878.900 saham pada 9 Desember 2024 dan sebanyak 778.100 saham di harga Rp5.700 pada 11 Desember 2024.

Apabila dihitung secara keseluruhan, Saranakelola menerima dana hasil penjualan saham KARW senilai Rp35,14 miliar.

“Tujuan dari transaksi [adalah] memperluas basis kepemilikan saham oleh investor, terutama investor retail, yang nantinya akan meningkatkan jumlah investor serta nilai transaksi saham di pasar modal Indonesia,” ujarnya.

PT Saranakelola Investa, bagian dari Meratus Group, merupakan pengendali emiten yang bergerak di bidang pengembangan dan pengoperasian fasilitas infrastruktur maritim tersebut.

Sementara, Charles Menaro, pengendali Meratus Group, menjabat sebagai Direktur Utama Saranakelola Investa.

Seiring penjualan ini, Saranakelola mengaku perusahaan akan tetap mempertahankan pengendalian atas KARW.

Dalam keterbukaan informasi, manajemen Meratus Jasa Prima juga menyampaikan bahwa telah menerima Surat Kuasa dari PT Saranakelola Investa, perihal pemberitahuan pelepasan sebagian kepemilikan saham di Perseroan dan penunjukan untuk melakukan pelaporan atas perubahan kepemilikan saham tersebut.

Sentimen Negatif

Aksi jual oleh SKI, termasuk klarifikasi oleh manajemen soal sejumlah rumor, turut menekan harga saham KARW.

Saham KARW jatuh 11 hari beruntun, sejak 10 Desember 2024, dengan 10 di antaranya tumbang hingga ARB.

Head of Online Trading Sucor Sekuritas, Daniel Wiguna, menyampaikan pandangannya terkait aksi jual pengendali dan kaitannya dengan kepemilikan investor ritel di KARW.

Menurutnya, kepemilikan ritel di saham KARW saat ini sudah berada di level aman, yakni sebesar 19 persen, jauh di atas batas minimum regulator 7,5 persen.

"Artinya, memperluas partisipasi ritel tidak terlalu urgensi diperlukan. Jadi, aksi jual ini bisa menjadi sentimen negatif bagi pasar," ujar Daniel saat dihubungi IDXChannel.com, Senin (16/12/2024) pekan lalu.

Ia juga menambahkan, saham KARW saat ini tengah berada dalam fase call auction (FCA) dan telah mengalami penurunan belasan persen dalam sebulan terakhir.

"Artinya, tekanan jual cukup besar. Di saat seperti ini, ritel bisa membeli saham KARW dengan mudah. Jadi jika aksi jual [oleh SKI] ini tidak relevan," tuturnya.

Sementara, pengamat pasar modal Michael Yeoh berpendapat, aksi jual saham oleh SKI sebagai pengendali utama tampaknya memberikan sinyal bahwa kenaikan harga saham KARW tidak mencerminkan kondisi yang semestinya.

Michael menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada kejelasan terkait aksi korporasi yang menjadi bahan spekulasi pasar, seperti penyuntikan atau pengalihan aset ke KARW.

“KARW sampai sekarang masih belum ada kejelasan inject [penyuntikan] aset ya. Selain itu, dari jumlah transaksi di market mengecil. Diperkuat owner [pengendali] jual saham. Ini juga pertanda memang kenaikan KARW bukan karena sesuatu yang semestinya,” katanya kepada IDXChannel.com, Sabtu (14/12/2024) lalu. 

Rumor dan Klarifikasi Direksi

Saham KARW bangkit dari level gocap seiring diakuisisi raksasa pelayaran RI Meratus, sempat terbang 11.000 persen sepanjang 2024.

Kini, di harga Rp2.250 per saham pada 24 Desember 2024, saham KARW melonjak 4.400,00 persen sejak awal tahun ini (YtD), berada di peringkat pertama top gainers 2024.

Sebagai pengingat, per 1 Februari 2024, pemegang saham pengendali KARW adalah PT Saranakelola Investa (SKI) dari Grup Meratus.

Saranakelola menjadi pengendali KARW usai mengambilalih 470,83 juta kepemilikan saham dari ICTSI Far East Pte. Ltd atau setara dengan 80,19 persen.

Transaksi pembelian oleh SKI tersebut diselesaikan di harga Rp66 per saham. Apabila dihitung, nilai transaksi akuisisi tersebut setara dengan Rp31,07 miliar.

Selepas akuisisi, PT ICTSI Jasa Prima Tbk berganti nama menjadi PT Meratus Jasa Prima Tbk.

Seiring waktu, akuisisi KARW oleh SKI memunculkan narasi backdoor listing, rumor masuknya pemain besar asal Uni Emirat Arab (UEA), Abu Dhabi Ports Group (AD Ports), hingga penyuntikan aset Meratus Group, yang memantik antusiasme pasar sehingga turut menerbangkan harga saham ke bulan.

AD Ports juga sebelumnya disebut-sebut akan ikut mengelola Pelabuhan Patimban, bersama Meratus Group, di Jawa Barat. Belakangan, rumor tersebut ditepis manajemen.

“Tidak. Kami tidak masuk ke Patimban,” kata Heru dalam public expose insidentil, Jumat (13/12/2024) pekan lalu.

Selain itu, Heru juga menyangkal kerja sama AD Ports dengan Meratus Jasa Prima saat ini.

“Saya tidak bisa komentar secara [level] Meratus. Namun, dalam Meratus Jasa Prima, tidak ada perbincangan. Saya memiliki keterbatasan di level [Meratus] Group,” ujarnya.

Sebagai informasi, backdoor listing—alias pencatatan tidak langsung—adalah proses di mana sebuah perusahaan swasta masuk ke pasar modal dengan cara mengakuisisi atau bergabung dengan perusahaan publik yang sudah terdaftar di bursa, alih-alih melalui penawaran umum perdana (IPO). (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |