Jakarta - Masyarakat yang menerima dana bantuan sosial (bansos) untuk judi online bakal dikeluarkan dari data penerima bansos pemerintah. Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyatakan, penyelewengan dana bansos untuk judi online tergolong besar.
Menurutnya, berdasarkan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), 500 ribu penerima bansos terindikasi bermain judi online. Nilai transaksinya bahkan mendekati Rp 1 triliun.
"Sudah disebut oleh PPATK, lebih dari 500 ribu. Transaksinya 7 juta kali lebih, kemudian nilainya hampir Rp 1 triliun. Cukup jelas yang disampaikan oleh PPATK," katanya saat ditemui di Kompleks DPR RI Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (15/7/2025).
Gus Ipul menambahkan, berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2025 tentang Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTESN) Kemensos akan berkoordinasi dengan PPATK demi memastikan penyaluran bansos lebih tepat sasaran.
Seluruh data penerima bansos, termasuk rekening dan NIK, diserahkan oleh Kemensos ke PPATK. Jika ketahuan bermain judi online maka rekening yang bersangkutan langsung diblokir PPATK. Gus Ipul menegaskan dana bansos harus digunakan dengan benar, bahkan sebenarnya dipakai membeli rokok pun tidak boleh.
"Kita lihat sekarang ini mereka benar-benar main apa nggak. Ini dimanfaatkan untuk mereka sendiri atau dimanfaatkan oleh orang lain. Kemudian yang kedua, dia itu sendiri apa bagian dari jaringan. Jadi kita masih banyak yang akan konsultasi lagi dengan PPATK," tuturnya.
"Tapi pada prinsipnya, bansos ini jelas peruntukannya. Dibuat beli rokok aja nggak boleh sebenarnya. Jadi ini untuk kebutuhan-kebutuhan dasar. Misalnya untuk membeli asupan bayi. Untuk difabel penyandang disabilitas, untuk lansia," tambah dia.
Tak hanya dipakai judi online, penyelewengan dana bansos juga mengalir untuk aktivitas terorisme. Bahkan ada juga yang terdeteksi dipakai untuk transaksi narkotika.
"Ada sekitar seratus lebih yang terafiliasi dengan pendanaan teroris. Nah ini yang kita masih juga dalami. Ada juga yang dengan narkotika. Jadi ini kita masih pilah-pilah. Kita pastikan dulu, saya belum berani komentar soal itu," tutupnya. (ily/fdl)