Mana yang Lebih Melek Keuangan, Laki-laki atau Perempuan?

Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat adanya jarak tingkat kemampuan memahami konsep dasar atau literasi tentang keuangan antara laki-laki dan perempuan. Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK), pertumbuhan indeks tersebut untuk laki-laki masih jauh lebih besar dibanding perempuan.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi menuturkan, tingkat literasi laki-laki naik 3,18%. Sementara untuk tingkat perempuan, mengalami penurunan.

"Berdasarkan data metode keberlanjutan, indeks literasi keuangan laki-laki naik sebesar 3,18%, sementara perempuan justru mengalami penurunan sebesar 1,17%," ujar Friderica dalam konferensi persnya di Kantor BPS, Jakarta, Jumat (2/5/2025).

Frederica menjelaskan, indeks literasi keuangan laki-laki mencapai 67,32%, sedangkan perempuan sebesar 65,58%.

Sementara tingkat mendapatkan akses layanan atau inklusi tidak terpaut begitu jauh antara laki-laki dan perempuan. Berdasarkan hasil SNLIK 2025, inklusi laki-laki tercatat sebesar 80,73%, lebih tinggi sedikit dibanding perempuan yang berada sebesar 80,28%.

"Indeks inklusi keuangan laki-laki dan perempuan meningkat masing-masing sebesar 6,76% dan 4,2%," jelasnya.

Sementara itu, Frederica juga menyebut indeks literasi dan inklusi keuangan di kota jauh lebih tinggi dibanding kawasan pedesaan. SNLIK mencatat Indeks literasi perkotaan mencapai 70,89% dan inklusi 83,61%. Sementara di pedesaan tingkat literasi keuangan sebesar 59,60% dengan indeks inklusi 75,70% di pedesaan.

Namun begitu, Frederica menyebut literasi dua kawasan tersebut meningkat masing-masing 1,18% dan 0,35%. Sementara inklusi kota tercatat naik 5,2% dan desa 5,57%.

Untuk diketahui, SNLIK sendiri diambil dari 10.800 responden dengan tingkat respons sebesar 99,56%. Responden tersebut memiliki rentang usia 15-79 tahun yang diambil dadi anggota rumah tangga.

Sebaran sampel dilakukan ke 34 provinsi mencakup 120 kabupaten/kota termasuk 8 wilayah kantor regional OJK dengan blok sensus sampel per kabupaten/kota sebanyak 9 titik.

(acd/acd)