jumlah UMKM yang mampu digandeng sebagai peserta event dan business matching juga melonjak drastis, dari sebanyak 180 pada 2023 menjadi 302 di sepanjang 2024.
Maksimalkan Daya Serap Tenaga Kerja, UMKM Diminta Fokus Ekspansi ke Mancanegara (foto: MNC media)
IDXChannel - Para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) diharapkan dapat dapat lebih memaksimalkan perannya dalam membuka lapangan kerja bagi seluruh masyarakat di Indonesia.
Peran tersebut, di antaranya, dapat dimaksimalkan lewat peningkatan daya serap tenaga kerja, seiring penguasaan pasar yang semakin berkembang. Tak terkecuali dengan memperkuat ekspansi ke mancanegara.
"Concern kami adalah mendorong pelaku UMKM untuk dapat meningkatkan skala bisnisnya, baik lewat pendampingan maupun mempertemukan mereka dengan potential buyers dari luar negeri. Dengan begitu maka (harapannya) dapat membuka lapangan kerja," ujar Corporate Secretary PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), Okki Rushartomo, dalam keterangan resminya, Kamis (13/2/2025).
Dorongan tersebut, menurut Okki, dilakukan oleh BNI melalui Program XPora, di mana pada 2024 lalu tercatat telah memiliki jumlah peserta advisory sebanyak 11.646, dengan jumlah business matching sebanyak 497, dari tahun sebelumnya sebanyak 376 kegiatan.
Tak hanya itu, jumlah pelaku UMKM yang mampu digandeng sebagai peserta event dan business matching juga melonjak drastis, dari sebanyak 180 pada 2023 menjadi 302 di sepanjang 2024 lalu.
"BNI terus berupaya menjalankan peran sebagai Agent of Development dan mendukung UMKM naik kelas, membuka lapangan kerja sehingga bisa memperluas jaringan dan menembus pasar global," ujar Okki.
Menurut data Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, UMKM berkontribusi lebih dari 60 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, dan menyerap hampir 97 persen tenaga kerja.
Kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional Indonesia mencapai sekitar 15,7 persen dari total ekspor. Pemerintah pun telah menargetkan pertumbuhan ekspor sekitar sembilan persen dalam lima tahun mendatang.
Okky menilai, keberhasilian BNI dalam mendukung UMKM meraih pasar global layak dimaknai sebagai wujud kontribusi nyata Perseroan dalam mendukung peningkatan kinerja ekspor nasional.
"Salah satu pelaku UMKM yang telah mendapat manfaat dari Program BNI XPora, di antaranya, adalah Keripik Pisang Bananania, Mereka sudah berhasil kami pertemukan dengan pembeli di luar negeri," ujar Okky.
Menurut Okky, Keripik Pisang Bananania merupakan UMKM dari Yogyakarta yang didirikan oleh Sofyani Mirah, seorang mantan karyawan swasta yang sama sekali tidak memiliki latar belakang dalam dunia bisnis.
"Tapi sejak 2019 saya bertekad memulai usaha keripik pisang, karena bisa lebih awet dan berpotensi untuk diekspor. Setelah setahun berjalan, baru Saya kemudian mendaftarkan merek dagang dan dinyatakan lolos Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)," ujar Sofyani.
Saat ini, menurut Sofyani, produk Bananania hasil buatannya telah diekspor ke berbagai negara, mulai dari Mesir, Australia, Malaysia, Filipina, Korea Selatan hingga Kanada.
Produk-produk Bananania pertama kali diajak BNI Xpora untuk ikut dalam pameran produk ke Hong Kong, yaitu pada 2022 lalu.
Pada Oktober 2024, Bananania mendapatkan business matching hingga menandatangi perjanjian dengan buyer dari Kanada berkat BNI Xpora.
"UKM itu kan didorong ekspor ke luar negeri. Karena pasar global sangat terbuka. Contohnya saya kalau tidak difasilitasi BNI Xpora kadang-kadang nggak ngerti gimana dapat buyer," ujar Sofyani.
Tidak hanya membantu meraih pasar internasional, menurut Sofyani, BNI juga turut berperan sehingga produk Bananania bisa dijumpai di kereta api wilayah Jawa dan Sumatera.
"Kami dibantu BNI Xpora untuk masuk ke KAI Service. Produk kami bisa ditemukan di atas kereta penumpang KAI Sumatera dan Jawa," ujar Sofyani.
(taufan sukma)