Kopdes Merah Putih Belum Tentu Bisa Gantikan Tengkulak

5 hours ago 3

Jakarta -

Pemerintah menggadang-gadang Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih mampu menggeser keberadaan tengkulak hingga rentenir. Ekonom dari Institute for Development of Economic and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, menilai butuh waktu lama bagi Kopdes Merah Putih sampai benar-benar bisa menggantikan peran tengkulak dan rentenir di desa-desa.

Tidak cuma itu, Tauhid mengelaborasi, saat ini koperasi desa yang aktif cuma berkisar di angka empat ribuan. Ia berharap sebanyak 64 ribu anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) juga bisa dilibatkan dan menjadi koperasi ke depannya.

"Mereka itu rata-rata memang basisnya adalah petani yang berusaha untuk di sektor budidaya. Kemudian meng-input untuk mendistribusikan pupuk subsidi dan sebagainya. Tetapi belum beralih menjadi bisnis untuk menjadi (punya peran seperti) rentenir dan sebagainya. Itu kan perlu waktu, ya," katanya kepada detikcom, Sabtu (19/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut Tauhid menjelaskan, kondisi koperasi desa yang ada dan aktif saat ini juga terbilang sedikit. Menurutnya, tidak mungkin bisa direaliasikan dalam waktu yang cepat agar Kopdes Merah Putih mampu menggantikan peran tengkulak dan rentenir.

"Menurut saya, tidak mungkin cepat sampai mengurangi peran itu (tengkulak dan rentenir). Apalagi, yang sulit adalah ada ikatan kuat secara sosial dan ekonomi antara para pelaku tengkulak dengan para petani. Saya kira itu yang butuh waktu," katanya.

Di sisi lain, Tauhid juga tidak dapat memprediksi apakah Gapoktan yang nantinya bertransformasi menjadi koperasi mampu menggantikan peran tengkulak. Tidak cuma organisasinya saja, menjadi sebuah lembaga koperasi ini bahkan juga membutuhkan jiwa bisnis, kata Tauhid.

"Beda dengan petani, yang memang lebih self-sufficient atau yang memenuhi kebutuhan dasar dia. Ini butuh orang-orang, pengurus yang memang punya jiwa usaha level tinggi," tambahnya.

Bahkan, Tauhid juga bilang di beberapa tempat, keberadaan tengkulak justru cukup kuat lantaran punya fleksibilitas tinggi dalam pengadaan dana bagi pada petani atau nelayan. Sebagai contoh, ada tengkulak yang mampu menyediakan dana tanpa agunan, atau bahkan berlandaskan asas kepercayaan.

"Kalau menurut saya, tengkulak masih akan tetap ada. Di beberapa tempat, mereka cukup kuat karena tingkat fleksibilitasnya mereka tinggi, tanpa ada agunan, dan mengandalkan trust, dan sebagainya. Koperasi dengan prinsip-prinsip yang lebih modern, tidak semua bisa menerapkan cara-cara tengkulak tadi. Apalagi, sekarang sudah model digital dan sebagainya," tutupnya.

(fdl/fdl)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |