Kisah Sukses Penjual Burger Blenger, Jenama Legendaris dari Jaksel Sejak 2004

3 hours ago 2

Jenama ini mulai beroperasi sejak 2004, saat itu Blenger Burger sudah sering masuk dalam rekomendasi kuliner di majalah anak muda.

 YouTube/GrabFood)

Kisah Sukses Penjual Burger Blenger, Jenama Legendaris dari Jaksel Sejak 2004. (Foto: YouTube/GrabFood)

IDXChannelKisah sukses penjual burger ini tentang Erik Kadarman, pendiri sekaligus pemilik Blenger Burger, jenama burger legendaris yang populer di kalangan penikmat kuliner Jakarta Selatan. 

Nama Blenger Burger tak lagi asing di telinga sebagian orang, khususnya yang tinggal di wilayah Jakarta Selatan dan sekitarnya. Jenama ini mulai beroperasi sejak 2004, saat itu Blenger Burger sudah sering masuk dalam rekomendasi kuliner di majalah anak muda. 

Blenger Burger terkenal dengan baluran mayonaise dan saus yang ekstra, lebih banyak bila dibanding burger-burger lain. Sejak pertama kali beroperasi hingga hari ini, Blenger Burger masih menyajikan burger dengan konsistensi yang sama. Harganya juga tetap murah.

Melansir catatan Okezone (18/3), Erik Kadarman dulunya bekerja sebagai operation manager di sebuah perusahaan berskala nasional. Namun dia memutuskan untuk banting setir dan beralih ke dunia bisnis dengan membuka gerai burger sendiri. 

Dalam konten interview singkatnya dengan GrabFood, Erik yang hobi memasak ini mengaku lebih suka melayani orang. Dia merasakan kepuasan tersendiri saat konsumen menyukai masakan yang dibuatnya. 

“Ada ibu-ibu pernah tanya, ‘Kenapa namanya kok jelek sekali ‘blenger’, mas?’ Saya bilang ‘Sudah ibu makan saja, nanti akan tahu kenapa saya namai begitu.’ Saya yakin di gigitan terakhir orang akan tahu kenapa saya kasih nama Blenger,” tutur Erik. 

Blenger adalah bahasa Jawa, yang jika diartikan ke bahasa Indonesia berarti sangat kenyang, atau kekenyangan. ‘Aku blenger’ seringkali diucapkan ketika seseorang terlalu banyak makan, atau menyantap makanan yang cepat bikin kenyang. 

Saat pertama kali meluncurkan bisnisnya, Erik membuka kios burger kecil berukuran 2 x 1 meter di pinggir jalan, tepatnya di Barito (area Blok M, Jakarta Selatan). Usaha itu dimulainya dengan modal Rp7 juta saja. 

Pada 2004, harga Blenger Burger tentu masih lebih murah dibanding harga sekarang. Mengutip catatan Okezone Finance, pada 2016 harga burger yang dijualnya mulai Rp12.000-an, dan saat itu Erik sudah mampu menjual 5.000 porsi setiap hari. 

Berarti pada 2016, omzet yang dikantonginya dalam satu hari bisa mencapai Rp60 juta, dan jika dikalikan sebulan dengan asumsi penjualan stabil di angka 5.000 porsi, Erik bisa menghasilkan penjualan sebesar Rp1,8 miliar. 

Meskipun bisnis burgernya ini sukses di Jakarta, sampai saat ini Erik belum membuka di luat Jabodetabek, apalagi di luar Jawa. Cabang Blenger Burger saja hanya ada di Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan. 

Alasannya sederhana, karena Erik ingin menjaga kualitas produk yang disajikannya. Saking legendarisnya burger ini di Jakarta Selatan, dulu pernah ada jenama lain yang berupaya meniru Blenger Burger. Namun hasilnya tentu tidak bisa mengalahkan yang asli. 

Itulah kisah sukses penjual burger, yang rela berhenti dari pekerjaan dan sukses mengembangkan bisnisnya. 


(Nadya Kurnia)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |