Depok -
Teliti dan waspada adalah sikap positif yang harus dimiliki seorang Agen BRILink. Tidak semua orang yang datang, punya maksud baik.
Itulah cerita beberapa Agen BRILink di sekitar Depok saat dikunjungi detikFinance. Cahya (20) adalah Agen BRILink Mochi Maju Bersama di Jl KH M Usman, Kukusan, Depok sejak 2023, sambil berjualan perlengkapan laundry, masker dan susu.
Di belakang tokonya adalah daerah kos mahasiswa Universitas Indonesia (UI), sementara di depannya sudah wilayah pemukiman umum. Konsumennya bercampur antara warga dan mahasiswa yang tarik tunai dan setor tunai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tantangannya kata Cahya, suka ada orang datang yang mau mencoba menipu. Modusnya adalah pura-pura transfer padahal tidak punya uangnya. Itu sebabnya Cahya memilih untuk bersikap waspada dan hati-hati.
"Penipuan gitu-gitu, banyak soalnya. Jadi suka takutnya tuh itu saja," kata Cahya.
Cahya, Agen BRILink di Depok (Foto: Fitraya Ramadhanny/detikcom)
Hal senada juga disampaikan Rani (45) Agen BRILink Toko Rani di Jl Juragan Sinda, Depok yang berjualan sembako dan air galon isi ulang. Konsumennya juga bercampur antara mahasiswa UI, warga sekitar, dan para pekerja proyek pembangunan tempat kos.
Kata Rani, ada saja orang yang punya niat jahat ingin menipu. Modus mereka pura-pura minta transfer ke BRI Virtual Account (BRIVA). Nanti uang sudah dikirim oleh Agen BRILink ke BRIVA, ternyata si pelaku tidak membawa uangnya dan kabur.
Untuk mencegah penipuan ini, Rani bersikap waspada dan tegas terhadap konsumennya. Rani meminta konsumen menunjukkan uangnya dulu sebelum minta transfer.
"Misalnya kita lihat sekian, kok gede banget sampai Rp 3 juta di BRIVA. Kok gede banget Mba? Kalau kayak gini kita harus terima uangnya dulu. Eh nggak ada uangnya, banyak yang kayak gitu," kata Rani.
Bersikap waspada juga menjadi sikap Soekoro (44), Agen BRILink yang juga usaha konter pulsa di Jl Meruyung Raya, Limo, Depok. Kepada detikFinance, Soekoro menunjukkan spanduk kecil di tokonya untuk mencegah aksi penipuan.
'Ada uang ada transaksi. Tidak ada uang, tidak ada transaksi', begitu tulisan di spanduknya. Soekoro mengingatkan, menjadi Agen BRILink itu jangan sampai lengah dan teledor.
"Tergantung diri kita, jangan sampai teledor. Kalau ada yang minta transfer, uangnya dulu yang kita ambil," kata Soekoro.
Soekoro pun tidak mau melayani permintaan transaksi via WhatsApp meskipun itu dari orang yang dia kenal. Untuk tambahan keamanan, Soekoro memasang CCTV.
"Kita ada CCTV juga," kata dia.
Sementara itu, Humam Fauzi (24) Agen BRILink Toko Nurjanah di Jl Meruyung Raya, Limo bercerita dia malah menyelamatkan nasabah BRI yang hampir ditipu orang. Modusnya adalah menerima telepon dari penipu yang mengatakan si nasabah tersebut menang hadiah.
"Jadi dia dapat telepon, katanya mendapat hadiah. Caranya lewat BRIVA, padahal kan BRIVA untuk transfer ya. Kalau saya kirim terus saya tagih uangnya, dia nggak ada uangnya kan saya yang rugi ya. Jadi dia sebenarnya korban yang lagi mau ditipu," kata Humam.
(fay/hns)