IHSG merosot 8,3 persen ke 5.970 dengan 723 saham melemah. Hanya 21 saham bertahan di zona hijau, mayoritas emiten micro cap.
IHSG Turun 8 Persen, Hanya 21 Saham yang Masih Hijau, Apa Saja? (Foto: Freepik)
IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam pada perdagangan Selasa (8/4/2025).
Hingga pukul 15.01 WIB, IHSG turun 8,30 persen ke level 5.970 setelah sempat anjlok lebih dari 9 persen di awal sesi, yang memicu penghentian perdagangan (trading halt) selama 30 menit.
Dari total saham yang diperdagangkan, hanya 21 saham yang mencatat kenaikan, sementara 723 saham melemah dan 214 lainnya stagnan.
Nilai transaksi mencapai Rp16,31 triliun dengan volume perdagangan sebesar 17,79 miliar saham.
Sejumlah saham unggulan, terutama dari sektor perbankan dan emiten-emiten konglomerasi yang biasanya menjadi penggerak IHSG, terpuruk 4 hingga belasan persen.
Beberapa sahan bank besar bahkan sempat ambles belasan persen saat trading halt terjadi.
Di sisi lain, hanya segelintir saham yang mampu menguat, mayoritas berasal dari emiten berkapitalisasi kecil (micro cap) dengan nilai transaksi yang minim. Contohnya, saham PT Shield On Services Tbk (SOSS), perusahaan outsourcing, melonjak 10,75 persen meskipun nilai transaksinya hanya Rp162,37 juta.
Saham PT Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI), distributor produk fotografi, naik 11,72 persen dengan transaksi yang sangat sepi, hanya Rp4,54 juta.
Sementara itu, saham emiten migas PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) terapresiasi 10,14 persen dengan nilai transaksi Rp808,65 juta. Saham PT Citra Tubindo Tbk (CTBN), yang bergerak di jasa migas, juga naik 9,95 persen meski transaksi hanya Rp1,1 juta.
Berikut beberapa saham micro cap lainnya yang berhasil menguat dengan transaksi terbatas:
- PTIS (+8,33 persen)
- TALF (+8,09 persen)
- AMOR (+5,26 persen)
- NETV (+4,90 persen)
- MGLV (+4,21 persen)
- KRYA (+3,39 persen)
- HOPE (+2,50 persen)
- BTON (+2,44 persen)
- CENT (+2,27 persen)
- CYBR (+2,16 persen)
- IOTF (+1,68 persen)
- PSDN (+1,47 persen)
- ASDM (+1,28 persen)
- SPRE (+1,20 persen)
- ANJT (+0,94 persen)
- PDES (+0,86 persen)
- GHON (+0,35 persen)
Sentimen Tarif dan Kondisi Rupiah
Di pasar valuta asing, nilai tukar rupiah melemah 1,8 persen ke posisi terendah sepanjang masa di Rp16.860 per USD.
Seorang pejabat Bank Indonesia (BI) menyatakan, dikutip Reuters, Selasa (8/4), bank sentral RI tersebut akan terus melakukan intervensi agresif untuk menstabilkan rupiah.
Pasar Indonesia sebelumnya tutup sejak 27 Maret dan kembali dibuka di tengah gejolak global akibat kebijakan tarif impor yang diumumkan Presiden AS Donald Trump.
Dari sembilan negara Asia Tenggara yang masuk dalam daftar kebijakan tersebut, enam di antaranya terkena tarif antara 32–49 persen, jauh lebih tinggi dari perkiraan.
“Pelemahan rupiah ini sebenarnya hanya mengikuti tren penurunan mata uang Asia lainnya dalam beberapa waktu terakhir. Namun, ada sedikit penahan karena stabilitas yuan China mulai berkembang dan dolar AS juga sedikit melemah,” ujar analis mata uang dari OCBC, Christopher Wong.
Meskipun rupiah cenderung lebih dipengaruhi oleh faktor domestik dibandingkan sentimen perang dagang, menurut Wong, fundamental ekonomi yang masih rentan tetap memberikan tekanan pada mata uang tersebut. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.