Harga Minyak Tertekan: Level USD70 Jadi Penentu di Pekan Ini

4 weeks ago 17

Harga minyak menguat tipis pada Jumat (20/12/2024), kendati mencatatkan penurunan selama pekan lalu.

 Freepik)

Harga Minyak Tertekan: Level USD70 Jadi Penentu di Pekan Ini. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Harga minyak menguat tipis pada Jumat (20/12/2024), kendati mencatatkan penurunan selama pekan lalu.

Berdasarkan data pasar, kontrak berjangka (futures) minyak Brent ditutup menguat tipis di level USD72,9 per barel pada Jumat, berhasil memangkas sebagian kerugian sebelumnya meski masih mencatat penurunan mingguan sebesar 2,5 persen.

Setali tiga uang, futures minyak mentah WTI juga sedikit naik 0,1 persen dan ditutup di level USD69,46 per barel pada Jumat, berhasil mengurangi sebagian kerugian sebelumnya meskipun masih mencatat penurunan mingguan sebesar 3 persen.

Menurut Trading Economics, pemulihan pada Jumat lalu terjadi seiring melemahnya dolar AS dari level tertinggi dua tahun, didukung data yang menunjukkan perlambatan inflasi hanya dua hari setelah Federal Reserve (The Fed) memotong suku bunga.

Namun, prospek energi dari China menambah ketidakpastian pasar. Sinopec memprediksi impor minyak mentah akan mencapai puncaknya pada 2025, sementara konsumsi minyak diperkirakan memuncak pada 2027. Prediksi ini turut berkontribusi pada penurunan harga mingguan di pasar minyak global.

Sementara itu, OPEC+ kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak untuk 2024, kali ini untuk kelima kalinya secara berturut-turut, menekankan pentingnya menjaga disiplin pasokan.

Ketegangan geopolitik semakin meningkat setelah G7 mempertimbangkan langkah-langkah lebih ketat terkait pembatasan harga minyak Rusia.

Selain itu, presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyampaikan kemungkinan pengenaan tarif terhadap Uni Eropa jika masalah ketidakseimbangan perdagangan, khususnya terkait minyak dan gas AS, tidak segera ditangani.

Menurut PVM Oil Associates, dampak kebijakan The Fed diperkirakan terus memengaruhi sentimen investor hingga akhir tahun.

"Pengurangan suku bunga yang lebih sedikit dari AS tidak hanya berdampak saat ini, tetapi akan terasa hingga pelantikan presiden pada 20 Januari," kata PVM.

"Kondisi ini jelas menguntungkan dolar AS, dengan Indeks Dolar mencapai level tertinggi dalam dua tahun, yang membuat komoditas berdenominasi dolar lebih mahal bagi mata uang lokal dan memicu volatilitas harga minyak."

Harga minyak Brent menghadapi tekanan bearish menjelang pekan perdagangan yang diperpendek oleh libur akhir tahun, dengan bias negatif kecuali ada sinyal pembalikan yang jelas di sekitar level USD70.

Pasar diperkirakan bergerak dalam pola konsolidasi antara USD70–USD75 sambil menunggu katalis baru.

Zona support utama berada di level USD70, sementara zona resistance berada di kisaran USD77–USD80.

Penurunan di bawah USD70 dapat memicu tekanan jual yang lebih kuat, dengan target penurunan hingga USD65.

Sebaliknya, jika harga berhasil menembus resistance di atas USD80, ini dapat menjadi sinyal pembalikan tren yang lebih signifikan.

Analis mencatat bahwa momentum bearish saat ini mengindikasikan pentingnya trader mencermati level support kunci.

Jika Brent menembus ke bawah USD70 secara meyakinkan, peluang perdagangan jangka pendek untuk posisi jual dengan target di sekitar USD65 bisa dipertimbangkan.

Namun, bagi trader yang optimistis, hanya penembusan ke atas USD80 yang dapat menunjukkan potensi pembalikan arah yang lebih kuat.

Dengan situasi pasar yang masih dipenuhi ketidakpastian, perhatian pelaku pasar terhadap level kunci ini menjadi krusial untuk menentukan strategi di tengah volatilitas harga. (Aldo Fernando)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |