Harga Minyak Menguat di Tengah Kekhawatiran Pasokan dan Penurunan Stok AS

6 days ago 12

Harga minyak mentah naik pada Rabu (26/3/2025) setelah laporan menunjukkan bahwa stok minyak Amerika Serikat (AS) turun lebih besar dari perkiraan pekan lalu.

 Freepik)

Harga Minyak Menguat di Tengah Kekhawatiran Pasokan dan Penurunan Stok AS. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak mentah naik pada Rabu (26/3/2025) setelah laporan menunjukkan bahwa stok minyak Amerika Serikat (AS) turun lebih besar dari perkiraan pekan lalu.

Kekhawatiran terhadap pasokan yang tertekan akibat sanksi AS terhadap Iran dan Venezuela juga turut mendukung kenaikan harga komoditas ini.

Berdasarkan data pasar, kontrak berjangka (futures) minyak Brent menguat 1,14 persen ke level USD73,34 per barel, sedangkan WTI terkerek 1,03 persen menjadi USD69,92 per barel.

Kedua kontrak acuan tersebut naik tiga hari berturut-turut.

Mengutip MT Newswires, Badan Informasi Energi AS (EIA) dalam survei mingguannya melaporkan bahwa persediaan minyak komersial AS turun 3,3 juta barel pekan lalu, lebih besar dari estimasi konsensus yang memperkirakan penurunan 2,5 juta barel.

Penurunan stok ini, yang menjadi indikasi permintaan kuat, terjadi di tengah upaya pemerintahan Trump menekan pembeli minyak dari Iran dan Venezuela. Sanksi baru bulan ini terhadap ekspor minyak Iran mencakup sebuah kilang independen di China.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif 25 persen terhadap impor AS dari negara yang membeli minyak dari Venezuela. China sendiri merupakan pembeli utama minyak dari kedua negara tersebut.

“Meskipun dampak pasar dalam waktu dekat mungkin terbatas—selain mendukung aksi short covering tambahan dari hedge fund yang kurang berinvestasi—langkah ini menandakan perubahan yang jelas,” kata Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank, Ole Hansen.

“Ini menunjukkan bahwa Gedung Putih bersedia mengorbankan harga minyak rendah demi mencapai tujuan strategis yang lebih luas, yakni mengisolasi Iran dan Venezuela serta meningkatkan tekanan terhadap China.”

Selain faktor geopolitik, analis Mizuho Robert Yawger menilai, harga minyak juga mendapat dukungan dari kekhawatiran pasokan akibat sanksi terhadap Iran serta ancaman tarif 25 persen bagi negara yang membeli minyak dari Venezuela.

Ia menambahkan bahwa kilang minyak AS belum terburu-buru meningkatkan kapasitas operasional menjelang musim mengemudi dua bulan lagi, karena margin kilang masih lebih rendah dibandingkan tahun lalu.

“Kemungkinan permintaan melemah akibat tarif juga membuat kilang enggan menaikkan kapasitas secara signifikan,” ujarnya.

Namun, potensi kenaikan harga minyak dari kebijakan AS ini diperkirakan terbatas. Pasalnya, tambahan pasokan akan segera masuk ke pasar, dengan OPEC+ berencana mengembalikan pemotongan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari dalam 18 tahap bulanan mulai April.

Selain itu, pasokan dari negara-negara di luar OPEC juga terus meningkat. (Aldo Fernando)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |